Serang, bantencom - Kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM dan Gas non subsidi ukuran 12 kilogram mulai 5 Januari 2016 berdampak pada pengusaha gas non subsidi di Kota Serang, Banten. Pengusaha gas nonsubsidi terutama yang ukuran 12 kilogram ini mengaku mengalami kerugian hingga mencapai dua puluh juta perharinya.
Pemerintah secara resmi menurunkan harga BBM dan Gas non subsidi 12 kilogram, sesuai kebijakan paket program pemerintah yaitu dengan menurunkan jarga BBM dan Gas non subsidi 12 kilogram sebesar 42 persen atau turun 5600 rupiah dari harga 134.600 rupiah menjadi sebesar 126.900 rupiah pertabungnya.
Sementara turunnya harga gas non subsidi ini dikeluhkan pengusaha yang menjual gas di pangkalan Kota Serang, Banten, yang mengaku mengalami kerugian atas kehijakan pemerintah tersebut. Kerugian yang dialami pengusaha gas ini dikarenakan stok gas yang ada merupakan harga yang lama dan masih tersisa sebanyak 200 tabung.
Rahmat Halim pemilik pangkalan gas di Kota Serang, Banten mengatakan bahwa Minimnya sosialisasi dari pemerintah maupun pertamina terkait turunnya harga gas non subsidi kepada pihak pengusaha, bahkan pengusaha mengaku tidak pernah menerima surat pemberitahuan atau pengumuman secara tertulis dari pemerintah maupun pertamina sehingga dirinya tidak dapat mengantisipasi penurunan harga.
"Penurunan harga gas non subsidi ini tidak disosialisasikan terlebih dahulu, saya bekum pernah menerima surat atau pengumuman secara tertulis dari pemerintah atau pertamina terkait penurunan harga gas, sehingga tidak dapat mengantisipasi imbas penurunan harga" kata Rahmat
Lebih lanjut Rahmat mengatskan bahwa dirinya mengalami kerugian hingga dua puluh juta perharinya dikarenakan masih banyak stok tabung gas 12 kilogram yang dibeli dengan harga tinggi.
"Saya mengalami kerugian hingga dua puluh juta perhari, karena says masih memiliki stok 200 tabung gas yang says beli dengan harga tinggi" kata Rahmat lebih lanjut. (Rid)