Serang, bantencom - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Anti Kriminalitas (GMAKS) yang diketuai oleh Saiful Bahri, yang selama ini gencar menyuarakan ketidak adilan yang diperlakukan oleh aparat penegak hukum dalam rilis yang diterima bantencom Saiful Bahri menulis kekecewaannya, karena banyak pelaku kriminalitas khususnya korupsi dilakukan oleh orang-orang yang bermartabat dan terhormat salah satunya adalah kasus penyuapan dan pemerasan yang dilakukan oknum anggota DPRD Banten beberapa waktu lalu.
"Sebagimana kita ketahui bersama, jika masyarakat kecil’ maling ayam aja, pasti di penjara apa lagi ini uang suap yang sudah jelas merupakan kejahatan khusus ironisnya kasus ini melibatkan orang-orang yang bermartabat terhormat" katanya Minggu, 20 Maret 2016
Lebih lanjut Saeful Bahri mengungkapkan bahwa teknik penggarongan uang negara sudah semakin parah, sehingga pihaknya meminta kepada penegak hukum khususnya KPK untuk mempidanakan para oknum anggota DPRD Banten yang terlibat kasus penyuapan dalam pembentukan Bank Banten yang hingga kini kasusnya sudah dalam persidangan.
"Teknik penggarongan uang Negara kian merusak akal sehat, bagaimana tidak, jika orang-orang terhormat saja tidak bisa menjaga kehormatannya, mau jadi apa Republik ini sehingga pihaknya mendesak KPK segera mempidanakan para Oknum DPRD yang mengembalikan fulus suap Bank Banten, jangan bermurah hati atau pun tebang pilih dalam penanganan perkara suap." ungkapnya
Selain itu Saeful juga menyoroti Kultur rasa malu dan bersalah mungkin sudah tidak ada bagi para legislatif.
"kita, miris rasanya jika lihat orang-orang yang ditempat asalnya merasa terpandang bahkan di tokohkan, namun setelah duduk di kursi DPRD perilakunya kian rakus, hal ini tidak dapat diterima akal sehat, karena bagaimana pun Institusi DPRD memiliki harga diri dan integritas, secara perlahan namun memalukan, para orang terhormat ini, mulai melucuti kehormatanya dengan menerima uang suap dari pendirian Bank Banten" katanya
Diilustrasikan, jika belajar dari Negeri Jepang, diketahui seorang penyelenggara Negara kepergok mabok di salah satu klub malam oleh media, maka pagi-pagginya pejabat bersangkutan secara gentle mengundurkan diri dari jabatannya dan meminta maaf terhadap masyarakat, bahkan jika ketahuan Korupsi Pejabat di Jepang masih menjunjung budaya Harakiri, orang disana tidak segan-segan mengakhiri hidupnya dengan menusukkan samurai ketubuhnya, hal ini dilakukan’ bila seseorang atau Pejabat bersangkutan merasa kehilangan kehormatan akibat kejahatan dan aib yang dilakukannya.
"Jika Perilaku orang terhormat di Negeri Kita, budaya rasa malu dan rasa bersalah masih diragukan kebenarannya, bagaimana tidak, lihat saja para perilaku legislatif ini jangankan mengundurkan diri untuk meminta maaf kepada masyarakat pun dirasa tidak perlu, maka untuk memberi efek jera bagi para penggarong uang rakyat ini pihaknya, meminta KPK agar konsisten dalam mempidanakan oknum DPRD Banten" ungkapnya.