Cilegon, bantencom - DPRD Provinsi Banten menuding penyebab meledaknya pabrik baja terpadu, Krakatau Posco, dikarenakan manajemen perusahaan tersebut yang amburadul. Sehingga mengakibatkan enam orang menderita luka bakar dan satu orang meninggal dunia atas nama Yudha Aritama (19).
"Yuda adalah bagian dari pada bukti menagemen posko yang amburadul, sehingga menyebabkan nyawa anak bangsa meninggal. Lebih menyakitkan lagi, ternyata anak bangsa kerja ditanah airnya menjadi kelinci percobaan," kata Asep Rakhmatullah, ketua DPRD Provinsi Banten, saat ditemui di lokasi pemakaman (20/12/2014).
Hal senada pun disampaikan oleh pimpinan tertinggi tanah jawara. Dimana keselamatan para pekerja harus menjadi faktor yang diutamakan oleh perusahaan, agar tak lagi menelan korban jiwa.
"Saya menginstruksikan kepada seluruh industri yang beroperasi di Banten, untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas keamanan di lingkungan kerja. Keselamatan para pekerja diatas segalanya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten, Rano Karno, melalui Blackberry Masanger nya (20/12/2014).
Rano Karno, baik secara pribadi dan secara institusi pemerintah mengaku sangat berduka atas tragedi meledaknya pabrik baja patungan antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan tersebut.
"Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah karuniakan kesabaran dan ketabahan," terangnya.
Rano berharap kejadian yang membuat enam orang terluka dan satu orang korban jiwa itu tak lagi terulang, "
Jangan sampai ada korban lain yang jatuh akibat pengabaian terhadap keamanan dan keselamatan pegawai di lingkungan kerja," tegasnya.
Yudha Aritama merupakan anak pertama dari delapan bersaudara, jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Ciriu, kampung Warung Juwet Barat, Desa Samang Raya 1, kecamatan Ciwandan, kota Cilegon.
Berdasarkan pantauan dilokasi rumah duka, kedua orang tua korban masih terisak menangis dan merasa shock karena ditinggal pergi selamanya oleh anak kesayangannya tersebut.
( Yandhi)