Sejumlah warga yang pernah datang ke kantor pelayanan dan admintsrasi SMS Finance di ruko Kepandean, Taktakan, Kota Serang, menyatakan tidak pernah mendapatkan pelayanan yang penuh keramahtamahan dari pegawai SMS Finance, baik yang bertugas di bagian customer service maupun bagian kolektor yang sebagian besarnya laki-laki.
"Jutek-jutek banget di SMS itu. Bahkan yang laki-lakinya pada serem-serem. Tegang gitu loh ...," ujar Lis, warga Kota Serang yang kerap membayarkab cicilan mobil milik kerabatnya.
Ahmad Hajari, warga Cipocok Jaya, juga melontarkan hal yang sama. Saat dia membayar cicilan kredit mobil milik kawannya, baik satpam, kasir, maupun beberapa pria yang ada di kantor dua lantai itu tidak satu pun yang menyapa dengan ucapan sambutan.
"Jangankan ucapan selamat datang, selamat pagi, atau apalah, senyum saja tidak. Termasuk para kasir yang menerima setoran," katanya.
Ahmad bahkan dibuat tersinggung dengan sejumlah pria yang bergerombol di pintu masuk kantor SMS Finance yang sama sekali tidak menyingkir saata ada nasabah hendak masuk. Serombongan pria dewasa ini diduga adalah para tenaga debt collector yang bertugas menarik kendaraan yang macet kreditnya.
"Raut mukanya tidak humanis. Bahkan satu di antaranya nenatap saya dengan tajam, dan bertanya tanpa ekspresi. Saya yakin banyak nasabah SMS Finance yang merasa tidak nyaman menjadi mitra SMS. Orang-orang di dalamnya sepertinya hanya memikirkan tagihan, tanpa peduli terhadap keramahtamahan," ungkap Ahmad.
Pegawai swasta ini bahkan menyatakan ada hal yang mengganjal dengan sisten perhitungan bunga di SMS Finance. Karena, dalan kuitansi yang tercamtum denda keterlambatan adalah Rp1 juta, tapi pada data komputer yang dibacakan kasir--seorang perempuan--tercatat Rp1,150 juta.
"SMS Finance harus lebih profesional. Terutama terkait etika menerima kunjungan nasabah, harus ramah dan humanis. Jangan dipungkiri, dari warga yang menjadi nasabahlah SMS bertahan, padahal bunganya lebih tinggi," kata Ahmad.<ade\mk>
Powered by Telkomsel BlackBerry®