Bukit Gundul Polda selidiki penyebab banjir

Diposkan oleh On 7/27/2016 03:22:00 PM with No comments

Serang,Bantencom - Polda Banten menerjunkan tim untuk menyelidiki pembalakan liar yang terjadi di kawasan Gunung Aseupan yang diduga penyebab banjir bandang di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Banten Kombes Polisi Nurullah mengatakan, ada tiga perusahaan yang dipercaya untuk mengelola lahan seluas lima ribu hektar di wilayah pegunungan tersebut.

“Ada tiga pengembang yang dipercaya untuk melakukan pengelolaan seluas 5 ribu hektar, ketiganya adalah Perhutani, litbang Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Tahura. Saat ini anggota sedang melakukan penyelidikan, untuk mencari tahu penyebab bencana dan adanya dugaan pembalakan liar tersebut,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, litbang IPB melakukan pengelolaan lahan seluas 3 ribu hektar, Perhutani seluas 30 hektar, dan Tahura seluas 1.670 hektar. Kami akan proses dari mulai perizinan, dan dokumen yang terkait dengan pengelolaan lahan tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Banten Rano Karno menetapkan darurat bencana di Kabupaten Pandeglang. Rano Karno mengatakan, sebenarnya penanganan bencana adalah wewenang kabupaten/kota. Namun untuk kasus di Carita, Pemkab Pandeglang sudah mengajukan status darurat. “Pandeglang sudah menyatakan darurat dan tentu Pemprov Banten harus turun menghandle,” kata Rano, ditemui saat meninjau lokasi banjir bandang di Kecamatan Labuan, kemarin.

Rano mengaku tidak menyangka jika banjir yang melanda Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang bagitu parah dan menenenggelamkan ribuan rumah warga. “Saya tidak memprediksi sebegitu parah. Begitu melihat foto, kaget juga saya. Saya perintahkan dinas kehutanan agar mengevaluasi beberapa bukit dan gunung apakah sudah ada penggundulan disana. Kalau untuk kayu gak usah menutup mata pasti ada pembalakan liar. Sudah waktunya kita benahi,” kata Rano.

Ia memastikan akan menindak tegas pelaku pembalakan liar. “Tidak ada toleransi bagi mereka, karena daerah kita juga dipantau oleh pemerintah pusat karena banyak pertambangan. Walaupun tidak sebesar dan separah wilayah Kalimantan dan beberapa lain di Sumatera,” ujarnya.

Adapun untuk rumah-rumah warga yang rusak, kata Rano, pihaknya akan membantu sepenuhnya, apakah dengan program bedah rumah maupun dengan program perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH). “Insya Allah kita bantu sepenuhnya.

Saya juga sudah memerintahkan Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) untuk mempermudah pembuatan dokumen, seperti rapor, ijazah, sertifikat dan lain-lain, dengan keterangan RT/RW. Insya Allah sesuai laporan kita masih bisa tanggulangi. Anggaran bencana kita sekitar Rp35 miliar. Kalau kurang kita minta persetujuan dewan untuk menggunakan dana tak terduga,” paparnya.

Ia mengimbau kepada warga, agar mewaspadai serangan penyakit yang diprediksi akan menyerang warga pasca banjir. “Untuk bantuan logistik dan obat-obatan sudah saya instruksikan kepada dinas-dinas terkait. Karena ini sudah masuk bencana yang luar biasa jadi kami siap untuk membantu. Mari kita jaga lingkungan kita, agar banjir serupa tidak terjadi lagi,” imbaunya.

Kepala BPBD Pandeglang Doni Hermawan mengatakan, di Kecamatan Labuan, ada 1.200 rumah penduduk dengan 1.356 kepala keluarga yang terdampak banjir. “Bencana di Kecamatan Carita masih dalam tahap pendataan karena data riilnya belum bisa ditentukan. Akan tetapi kami dari tim BPBD Pandeglang maupun Banten akan terus bekerja,” katanya.

Kata Doni, jumlah pengungsi di posko bencana sampai saat ini mencapai 1.000 orang. Sebagian warga sudah ada yang kembali ke rumahnya masing-masing untuk bersih-bersih. Dalam perkembangan yang sama, banjir yang merendam ribuan rumah warga di Kecamatan Anyer sebagian sudah mulai surut, namun di beberapa titik, air masih menggenang. Warga yang rumahnya masih tergenang memilih pasrah menunggu hingga air surut.

“Iya mas, kita lagi beres-beres, soalnya lumpurnya masuk kemana-mana. Ada sebagian barang-barang yang tidak bisa diselamatkan, seperti TV, dispenser karena mati total, termasuk itu mobil juga apakah masih bisa digunakan atau tidak, karena masih terendam air,” kata Hasan Basri, salah seorang warga Desa Mekarsari, Kecamatan Anyer.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Deni Firdaus mengungkapkan, berdasarkan data terakhir yang diterimanya, sebayak 2.310 rumah terendam, 202 rumah rusak parah, dan 52 rumah tersapu dengan tanah. “Korban jiwa tidak ada. Untuk pesawahan yang terendam seluar 594 hektar, sekolah 10, kantor UPTD satu dan jemabtan putus dua,” kata Deni.(BC2)

Sumber: BantenRaya
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »