Serang, bantencom - Audensi yangdilakukan oleh beberapa tokoh kesenian Banten bersama Gubernur Banten Rano Karno untuk meminta pandangan serta memberikan beberapa usulan terkait dengan Kesenian khas daerah Banten. salah satu pokok pembahasan nya adalah para seniman meminta Eks Pendopo Gubernur Banten menjadi Taman Budaya Banten.
Ketua Umum DKB Chavchay Syaifullah saat audiensi langsung meminta kepada
Gubernur Banten Rano Karno menjelaskan bahwa provinsi Banten masih menjadi
salah satu dari sembilan provinsi yang belum memiliki taman budaya, padahal
Provinsi Banten memiliki begitu banyak jenis kesenian baik seni modern dan
tradisi.
Sayangnya, wadah untuk menampung kreativitas seniman di Banten,
menurut dia, masih terserak dan belum menemukan tempat yang strategis dan
mudah dijangkau publik. Hal ini menurut Chavchay menjadi dilematis ketika
Provinsi Banten sendiri dipimpin oleh seorang seniman seperti Rano Karno.
“Taman budaya tersebut nantinya akan menjadi wahana peningkatan kreativitas
seni budaya masyarakat Banten,” ujar Chavchay saat audiensi pengurus DKB
dengan Gubernur Banten Rano Karno siang ini di ruang kerja Gubernur, Kawasan
Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Curug, Kota Serang, Kamis (18/2/2016).
Lebih lanjut, Cavchay menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Taman Budaya Banten
tersebut bukan mengubah fungsi bangunan yang telah ada. Tapi label Taman
Budaya Banten tersebut hanya sebagai nama area dan aktivitas kesenian di
dalamnya.
“Jadi ini lebih pada penamaan areanya, bukan mengubah bangunan
yang ada di dalamnya,” tegas dia.
Sementara itu, Menanggapi permintaan tersebut, Gubernur Banten Rano Karno menyambut baik usulan tersebut. Bahkan inisiatif Rano membuat Gedung Eks Pendopo Gubernur Banten menjadi Museum Negeri Banten karena ingin di Banten memiliki museum.
“Kalau pendopo itu bisa dijadikan Taman Budaya itu lebih bagus. Saya pun
mengapa ngotot membuat museum di sana, karena satu-satunya provinsi di Jawa
yang tidak memiliki museum itu Provinsi Banten. Padahal secara kultur dan sejarah, Banten tidak kalah dengan daerah lain. (Cak Wo)