Serang, bantencom - PDIP sebagai partai pemerintah yang mengusung Jokowi-JK dan juga partai pendukung Rano Karno di Banten. Dituding tak melakukan kaderisasi dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan mendukung calon dari luar kader dalam perhelatan Pilkada serentak yang akan berlangsung pada 9 Desember 2015 mendatang.
Anggapan mendukung kader lain seperti di Pilkada Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Namun hal tersebut dibantah oleh petinggi partai bermoncong putih tersebut.
"PDIP tetap mengusung kader. Edi Ariyadi (Kota Cilegon) dan Panji (Kabupaten Serang) adalah kader PDI-P. Karena selama ini mereka berada di posisi birokrat, jadi porsi mereka di partai tidak ada, sehingga menimbulkan kesan bukan kader. Untuk Edi Ariyadi, sejak tahun 2005," kata petinggi DPD PDI-P Banten, Asep Rakhmatullah, Selasa (07/07/2015).
Asep yang juga ketua DPRD Banten menganggap tudingan semacam itu merupakan hal yang wajar dan bisa dikemukakan oleh siapa saja ditengah iklim demokrasi yang semakin terbuka seperti saat ini.
Menurutnya, partai yang memiliki slogan 'Partai Wong Cilik' mengakui saat ini baik dari elektabilitas dan popularitas, dua kader Golkar yaitu Iman Ariadi dan Tatu Chasanah sama tinggi.
Kemudian setelah melakukan survey dengan disandingkan dengan kader PDIP yaitu Edi Ariyadi dan Panji Tirtayasa, elektabilitas dan popularitas kedua pasangan tersebut semakin tinggi.
"Saya yakin kedua pasangan tersebut bisa meraup suara sebanyak 70 persen di daerahnya masing-masing," terangnya.
Asep Rahmatullah pun tidak menampik bila koalisi PDIP dengan Partai Golkar pada Pemilihan Kepala Daerah tahun ini khususnya di Kota Cilegon dan Kabupaten Serang, merupakan salah satu strategi partai untuk mengamankan Pemilihan Gubernur pada 2017 mendatang.
"Koalisi antara PDIP dan Golkar tidak hanya sebatas Pilkada saja. Tentu ada goal-goal selanjutnya setelah ini. Pengamanan pilgub salah satunya. Rano Karno adalah karder partai PDIP, jadi wajar jika partai mengamankan," tegasnya.