Tangerang, bantencom - Angkasa Pura (AP) II mengaku mengalami kerugian untuk enam bandaranya yang berada diluar pulau jawa.
Guna mengurangi angka kerugian tersebut, AP II berencana akan membuka bisnis baru nya dibidang ritel atau bisnis nonaeronautika untuk menyokong pendapatannya.
"Butuh lima hingga sepuluh tahun, agar bisnis nonaero bandara (mendapat keuntungan). Dalam melakukan pelayanan penerbangan, awalnya kami rugi, nanti untung," kata Direktur Utama AP II, Budi Karya Sumadi, Rabu (17/06/2015).
Bisnis ritel berupa nonaeronautika merupakan di anggap akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang.
Dimana, bandara yang mengalami kerugian adalah Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh), Minangkabau (Padang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), dan Silangit (Tapanuhi Utara) yang hanya menyumbang keuntungan sebesar 5 persen terhadap keseluruhan pendapatan AP II.
"Masing-masing bandara membukukan (keuntungan) sekitar Rp 50 miliar–Rp 60 miliar setiap tahun," terangnya.
Menurutnya, membawa suatu bandara untuk memperoleh keuntungan dalam bisnis penerbangan, khususnya di Indonesia, membutuhkan waktu sedikitnya lima tahun.
Periode ini ditambah lima tahun lagi apabila hendak menghidupkan sektor ritel alias nonaeronautika secara efektif.
"Manakala enam bandara kelolaan AP II yang kini rugi mulai mapan, akan memberikan kontribusi 10 persen terhadap pendapatan perseroan tak sukar diperoleh," tegasnya.