Kondisi di Pengungsian Pasca Jebolnya Bendungan Alam Way Ela Sangat Terbatas

Diposkan oleh On 7/29/2013 04:19:00 PM with No comments



Maluku, bantencom.com - Jebolnya bendungan alam Way Ela, Desa Negri Lima Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Maluku pada kamis lalu (25/7), menghanyutkan 470 rumah dan berbagai fasilitas umum serta mengakibatkan 3 korban meninggal, 3 orang belum diketahui dan beberapa orang terluka. Sebanyak 518 KK (4.718 jiwa) juga terpaksa mengungsi di lokasi aman dipinggiran jalan utama desa Negri Lima dan Dusun Patoi.

Gubernur Maluku, Karel Alberth Ralahallo, sabtu pagi (27/7) memimpin langsung rapat koordinasi di tenda utama pengungsian di Desa Negri Lima. Rakor dihadiri oleh Sekda beserta jajaran SKPD Provinsi Maluku dan Kabupaten maluku Tengah, Pangdam, Kapolda, Danrem, Dandim, PMI, dan beberapa organisasi sosial lainnya. "Kami berupaya untuk memberikan fasilitas yang layak bagi warga yang mengalami musibah ini. Untuk itu seluruh jajaran yang terlibat untuk berkoordinasi dan bersinergi dalam membantu kebutuhan warga," tandas saat arahan kepada pimpinan-pimpinan instansi dalam respon tanggap darurat bencana yang dicanangkan hingga tanggal 6 Agustus mendatang.

Seorang warga desa Negri Lima mengutarakan keluhannya tentang kondisi di pengungsian yang masih sangat terbatas. "Kami sejak jebolnya bendungan belum ganti baju dan mandi, sehingga kami berharap perhatian semua pihak," katanya.

Kepala Markas PMI Provinsi Maluku, Herry Latuheru menjelaskan bahwa beberapa instansi dibawah koordinasi BPBD Maluku telah melakukan langkah antisipasi seperti sosialisasi kepada warga dan pemasangan alat peringatan dini. Setelah kejadian, PMI melakukan pendataan kepada warga dan kebutuhan mendesak dilokasi pengungsian. "Kebutuhan yang menjadi prioritas adalah air bersih, selimut, pakaian, hygiens kit, dan alas tidur," terangnya di Posko PMI Desa Negri Lima.

PMI dibawah koordinasi Pemerintah Provinsi Maluku telah berkoordinasi dengan BPBD Maluku untuk menyiapkan air bersih dengan mengoperasikan mesin water treatment. Relawan PMI akan upayakan memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga di pengungsian bersama BPBD dan instansi terkait," tandasnya.

Posko PMI juga telah memasang antena radio komunikasi agar bisa digunakan untuk berkoordinasi tim yang berada dilapangan. "Signal seluler disini sangat sulit, sehingga untuk komunikasi relawan kami pasang pemancar riley radio komunkasi (rig dan HT) di frekwensi VHF, yang bisa menjangkau hingga 7 KM," jelas Herry.

Upaya pencarian korban yang hilang juga terus dilakukan oleh PMI, Basarnas, TNI dan Polisi. Kondisi cuaca yang setiap saat hujan dan gelap menjadi kendala utama pencaharian korban. "Hari ini dihentikan dulu, besok akan dilanjutkan kembali," imbuhnya.

Daniel, 5 tahun, seorang anak yang dikabarkan hilang berhasil ditemukan oleh warga dan relawan PMI yang menyisir lokasi kejadian. Personil yang terlibat dalam penangan TDB ini sebanyak 620 orang termasuk 40 orang relawan PMI Provinsi Maluku. Herry Latuheru, kepala Markas PMI Maluku menjelaskan bahwa tim PMI telah berada di lokasi sejak H-3 bersama BPBD, Basarnas, TNI dan Polisi, sudah berada dilokasi sebagai langkah antisipasi. "Saat kejadian (kamis siang), relawan bersama aparat terkait melakukan evakuasi warga ke lokasi aman yang telah disiapkan," pungkasnya.(Bc4)

Sent From bantencom civil journalism





:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p