Serang, bantencom - Seorang ABK KM Sri Mulya tenggelam di sekitar perairan Pulau Dua / Pulau Burung Karangantu, Banten saat berlayar dari Pelabuhan Karangantu untuk mencari ikan. ABK berjumlah 4 (empat) orang yaitu Casmari (50 tahun, nahkoda), Solendo (13 tahun), Paul (35 tahun) dan Tono Supriyanto (20 tahun).
Kejadian tenggelamnya ABK tersebut terjadi pada Sabtu, 3 Februari 2018, sekira pukul 10.00 WIB, akibat terjangan ombak yang cukup kuat ke KM Sri Mulya yang menyebabkan korban tenggelam, Sdr. Tono Supriyanto, terlepas dari pegangannya dan jatuh ke laut.
Nahkoda KM Sri Mulya melaporkan ke keluarga korban, Sdri. Cariwen (28 tahun), mengenai jatuhnya korban ke laut dan hilang tenggelam. Selanjutnya keluarga melaporkan kejadian tersebut kepada Posmat Karangantu dan Satpolair Polres Serang.
Satu jam kemudian, Tim SAR gabungan yang terdiri dari personel Posmat Karangantu, Polair Polres Serang, Koramil Pontang, Pos SAR Karangantu, Syahbandar Banten, UPP Karangantu dan masyarakat setempat melakukan pencarian korban dengan menyisir perairan di sekitar lokasi kejadian. Akan tetapi, pencarian korban dihentikan sore hari, pukul 17.30 WIB, karena cuaca perairan masih kurang baik yaitu angin kencang dan gelombang tinggi. Tim SAR gabungan merencanakan pencarian korban dilanjutkan keesokan harinya.
(04/02/18) Minggu pukul 09.30 WIB, korban tenggelam ditemukan di sekitar perairan Pulau Dua dengan jarak 0,5 mil dari TKP. Korban ditemukan oleh tim sar gabungan dari Posmat Karangantu, Polair Polda Banten, Polair Polres Serang, Basarnas, BPBD Kota Serang, PMI Kota Serang, dan UPP Karangantu.
Komandan TNI AL Banten, Kolonel Laut (P) Rudi Haryanto, mengatakan setelah berhasil di evakuasi korban yang selamat dan ada juga yang meninggal kemudian ditangani pihak kepolisian.
"Anggota kami TNI AL Banten beserta instansi terkait lainnya hanya membantu melakukan proses pencarian dan evakuasi. Selanjutnya proses ini yang menindak lanjuti adalah pihak kepolisian," Kata Rudi.
Rudi menghimbau kepada para nelayan agar di musim sekarang ini berhati hati saat melaut, mengingat cuaca di laut saat ini angin cukup kencang. "Kalau cuaca angin kencang di laut seperti saat ini, alangkah baiknya nelayan tidak melaut. karena akan berdampak bahaya jika dipaksakan melaut," terang Rudi. (Gun)