Lebak, bantencom - Sebanyak 23 orang dari 4 Kepala Keluarga di Pasir Bungur, Kecamatan Rangkas Bitung, Kabupaten Lebak, Banten menghilang. Ke 23 orang tersebut diketahui menghilang sejak empat bulan lalu, diduga kepergian mereka terkait dengan organisasi Gafatar.
Dari ke 23 orang yang hilang salah satunya adalah Muhaimin seorang Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Sumber Daya Air, Kabupaten Lebak.
Sudah empat bulan lalu, rumah Muhaimin yang berada di Desa Pasir Bungur, Kecamatan Rangkas Bitung, Lebak nampak sepi ditinggal oleh pemiliknya. Rumah yang sudah terkunci rapat ini hanya berisi perangkat elektronik didalam rumah.
Dimata tetangga, Muhaimin dikenal sebagai orang baik dan sering bersosisialisasi dengan tetangga, namun sejak Muhaimin menjadi bagian organisasi Gafatar DPC Kabupetan Lebak, Muhaimin menjadi pribadi yang tertutup.
Bahkan rumah Muhaimin menurut tetangga sering dijadikan tempat perkumpulan dengan orang – orang yang tidak dikenal. Diketahui Muhaimin meninggalkan rumah dengan membawa istri dan kedua anaknya. Tetangga tidak mengetahui menghilangya Muhaimin bersama keluarganya tersebut, namun diduga menghilangya Muhaimin terkait dengan organisasi Gafatar.
Tidak hanya Muhaimin, namun seorang warga Desa Bungur Pasir lainya yakni Sulaiman juga menghilang sejak empat bulan lalu, rumah Sulaiman atau yang dikenal Maman nampak sepi hanya terlihat kerabatnya yang mengisi rumah Maman. Diketahui Maman juga melarang anak – anaknya tidak bersekolah.
Sementara itu dari data yang diperoleh Kepala Desa setempat, setidaknya ada 23 warga dari 4 Kepala Keluarga di Desa Pasir Bungur menghilang sejak 4 bulan lalu, kepergian ke 23 warga tersebut tidak jelas. Kepala Desa Pasir Bungur, Kurniati menduga menghilangya ke 23 warganya tersebut diduga kuat ada kaitanya dengan organisasi Gafatar yang sebelumnya pernah Eksis di Lebak.
Hal itu dikuatkan dengan pernah adanya aktifitas warganya yang mengikuti organisasi Gafatar, mereka sebelumnya mengasingkan dengan warga , bahkan sering mengadakan perkumpulan secara tertutup pada jam sebelas malam. Pihak Kepala Desa pun telah melaporkan hilangya 23 warganya kepada pihak kepolisian.
Sementara bupati Lebak Iti Octavia membenarkan ada dua PNS di Kabupaten Lebak ikut dalam organisasi Gafatar, keduanya telah mengajukan pindah tugas ke wilayah Kalimantan sejak empat bulan lalu. Kedua PNS tersebut adalah Muhaimin PNS di DSDA Lebak dan Halimah seorang Bidan desa di Cimarga, Lebak.
Iti juga membenarkan bahwa organisasi Gafatar pernah ada di kabupaten Lebak sejak dua tahun lalu. Pemerintah Kabupaten Lebak kemudian mengeluarkan peraturan bupati nomor 11 tahun 2015 tentang larangan beraktifitas bagi organisasi Gafatar. Karena Gafatar dianggap merupakan organisasi sesat yang dikhawatirkan akan mendoktrin anak – anak.
Untuk mengetahi pasti keberdaaan warganya yang hilang, Pembak Lebak melalui forum komunikasi pimpinan daerah akan mendatangai lokasi setiap rumah yang sudah ditinggal penghuninya untuk memastikan puluhan warga tersebut telah eksodus ke Kalimantan. Dan kemudian akan melaporkan kepada pihak kepolisian.