Jakarta, bantencom – Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) M. Riduan Dalimunthe mengatakan, mahasiswa harus menjadi pelopor menggerakan bonus demografi di Indonesia akan berlangsung pada tahun 2020-2025.
"Mahasiswa hari ini adalah bagian dari bonus demografi yang akan datang. Tentunya setiap individu harus menyiapkan diri agar mampu menjadi bagian yang mempelopori dan menyempurnakan bonus demografi sebagaipeluang membangun masa depan Indonesia," ungkap, Senin (9/11/2015).
Kata Riduan, peningkatan tersebut salah satunya dengan memaksimal organisasi dengan langkah yang besifat strategis. "Banyak komponen yang terdapat di dalam organisasi, seperti komitmen, tanggung jawab, kerja sama, sosialisasi dan menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat untuk banyak orang," katanya.
Riduan menilai, selama ini kecenderungan organisasi kemahasiswaan hanya berkutat pada sisi seremonial. Hanya pampu untuk memproduksi kegiatan, tanpa hasil yang tepat karena hanya mengikuti tuntutan program kerja. "Oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas, inovasi serta efisiensi dalam administrasi. Yang terpenting, ada pemanfaatan teknologi untuk mendukung kerja-kerja organisasi. Jadi ketika menjadi fungsionaris bisa lebih produktif dalam gagasan yang besar," ujarnya..
Aktivis yang memulai karirnya sejak 2006 lalu tersebut tak menampik bahwa demontrasi dan anarkisme sering menjadi bagian tak terpisahkan dari organisasi kemahasiswaan. "Oleh karena itu, dengan langkah yang efektif, kita harus mampu untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat tentang organisasi," ujar Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Cabang Bandung.
Sebagai salah kandidat Ketua Umum PB HMI, Riduan mengatakan telah mempersiapkan konsep komperhensif memajukan kapabilitas sekira 400.000 kader dan mahasiswa pada umumnya. Termasuk juga bekerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah. "HMI kedepan mampu membenahi situasi internal dari sisi pengkaderan, struktur dan eksternal. Isu-isu yang berkembang tidak boleh disikapi secara terlalu reaktif dan apatis terhadap kondisi di luar termasuk politik, ekonomi dan sosial dan keagaamaan," tutupnya.
Sebelumnya, dalam pidato peringatan Hari Keluarga Nasional, di Lapangan Sunburst, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (1/8/2015) lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan, masyarakat diharapkan bisa menyiapkan diri mulai dari keluarga sendiri. "Bonus demografi ibarat pedang bemata dua. Satu sisi adalah berkah, jika kita berhasil mengambil manfaatnya. Satu sisi lain adalah bencana apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik," kata Jokowi.
"Mahasiswa hari ini adalah bagian dari bonus demografi yang akan datang. Tentunya setiap individu harus menyiapkan diri agar mampu menjadi bagian yang mempelopori dan menyempurnakan bonus demografi sebagaipeluang membangun masa depan Indonesia," ungkap, Senin (9/11/2015).
Kata Riduan, peningkatan tersebut salah satunya dengan memaksimal organisasi dengan langkah yang besifat strategis. "Banyak komponen yang terdapat di dalam organisasi, seperti komitmen, tanggung jawab, kerja sama, sosialisasi dan menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat untuk banyak orang," katanya.
Riduan menilai, selama ini kecenderungan organisasi kemahasiswaan hanya berkutat pada sisi seremonial. Hanya pampu untuk memproduksi kegiatan, tanpa hasil yang tepat karena hanya mengikuti tuntutan program kerja. "Oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas, inovasi serta efisiensi dalam administrasi. Yang terpenting, ada pemanfaatan teknologi untuk mendukung kerja-kerja organisasi. Jadi ketika menjadi fungsionaris bisa lebih produktif dalam gagasan yang besar," ujarnya..
Aktivis yang memulai karirnya sejak 2006 lalu tersebut tak menampik bahwa demontrasi dan anarkisme sering menjadi bagian tak terpisahkan dari organisasi kemahasiswaan. "Oleh karena itu, dengan langkah yang efektif, kita harus mampu untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat tentang organisasi," ujar Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Cabang Bandung.
Sebagai salah kandidat Ketua Umum PB HMI, Riduan mengatakan telah mempersiapkan konsep komperhensif memajukan kapabilitas sekira 400.000 kader dan mahasiswa pada umumnya. Termasuk juga bekerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah. "HMI kedepan mampu membenahi situasi internal dari sisi pengkaderan, struktur dan eksternal. Isu-isu yang berkembang tidak boleh disikapi secara terlalu reaktif dan apatis terhadap kondisi di luar termasuk politik, ekonomi dan sosial dan keagaamaan," tutupnya.
Sebelumnya, dalam pidato peringatan Hari Keluarga Nasional, di Lapangan Sunburst, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (1/8/2015) lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan, masyarakat diharapkan bisa menyiapkan diri mulai dari keluarga sendiri. "Bonus demografi ibarat pedang bemata dua. Satu sisi adalah berkah, jika kita berhasil mengambil manfaatnya. Satu sisi lain adalah bencana apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik," kata Jokowi.