Serang, bantencom - Untuk mencegah sebaran penyakit hewan secara meluas, pengetahuan seputar penyakit menular pada hewan peliharaan (zoonosis) perlu dimiliki oleh masyarakat. Mulai dari mengenali jenis penyakitnya, hingga penanganan klinis sementara yang bisa dilakukan. Untuk menghindari resiko terjangkit virus atau bakteri berbahaya yang menyerang hewan peliharaan, kebersihan kandang merupakan aspek yang harusdi perhatikan.
“Hewan peliharaan harus dipastikan steril dari penyakit. Maka dari itu bagi seseorang yang ingin memelihara hewan harus mengetahui tentang kesehatan hewan, termasuk rajin merawat kandang,” ungkap dr. Hamdi, anggota Ikatan Dokter Hewan Indonesia (IDHI) Cabang 2 Banten pada Talkshow Kesmavet yang digelar Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi pada Banten Expo 2015, di Mall Balekota, Kota Tangerang, Minggu (24/11). Menurut Hamdi, bagi yang hendak memelihara hewan, jangan sungkan melakukan konsultasi kedokter hewan terdekat, minimal 3 bulan sekali.
Untuk itu, Distanak Banten melalui Badan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner (BKHKMV) terus melakukan upaya untuk mencegah penyakit terhadap hewan yang tersebar di wilayah Banten, di anataranya dengan diterjunkannya tim unit cepat tanggap yang siap menangani berbagaimasalah penyakit hewan peliharaan. Tim ini telah ada di masing-masing daerah Banten, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terhadap penularan penyakit hewan.
“Penyakit Zonosis dapat dicegah jika tahu cara menanganinya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Kepala Distanak Banten Eneng Nurcahyati. Menurutnya, Banten diproyeksikan akan bebas zonosis pada tahun 2017. Iaberharap, masyarakat harus bisa memulai kepeduliannya terhadap hewan, sebagai bentuk penanggulangan penyakit hewan.
Banten Bebas Brocellosis
Selain hewan peliharaan seperti kucing, kesehatan hewan ternak ruminansia semisal kerbau dan sapi juga harus diperhatikan. Eneng menjelaskan, saat ini Provinsi Banten masih dalam status aman dari serangan penyakit hewan seperti brocellosis. Untuk memastikan Banten terbebas dari penyakit hewan, Distanak Banten melalui balai veteriner hewan dan kesmavet rutin melakukan pemeriksaan hewan pada rumah potong hewan yang tersebar di ProvinsiBanten.
“Kita berharap Banten terbebas dari penyakit zoonois. Hasilpenelitian yang akan dilakukan mahasiswa ini (IPB-red) bisa menjadi acuan bagi kami, sehingga Balai Kesmavet bisa melakukan langkah tepat apabila ternyata memang ditemukan penyakit pada hewan ternak,” papar Eneng.
Letak geografis Banten yang strategis, baik karena dekat dengan ibu kota maupun sebagai jalur lalu lintas perdagangan laut memungkinkan potensi penyebaran penyakit terjadi. Ia berharap, Provinsi Banten dapat menjadi barrier bagi ternak yang akan dilalulintaskan ke Pulau Sumatera mengingat Pulau Sumatera telah menjadi daerah bebas kasus brucellosis.
Penyakit ini disebabkan oleh B. abortus biasanya ditularkan antara hewan melalui kontak dengan plasenta, janin, cairan janin dan pembuangan vagina dari hewan yang terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi setelah aborsi dan hewan dapat terinfeksi apabilamengonsumsibahanterkontaminasiserta melalui selaput lendir atau kulit yang rusak. [Adv]