Sektor Jasa Kuasai Pasar Kerja di Samarinda

Diposkan oleh On 9/02/2015 03:04:00 PM with No comments

Samarinda, bantencom – Sektor pertambangan batu bara yang menjadi tempat Kaltim menggantungkan ekonomi terbukti tidak kebal. Kelesuan ekonomi dunia memukul telak bisnis ekspor bahan mentah tersebut.
Ketika pertumbuhan ekonomi Kaltim tak bisa lepas dari zona minus, demikian halnya lapangan kerja di bidang penggalian dan pertambangan. Bukan hanya pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah jumbo, lowongan kerja kian menyempit.
Dibuka kemarin (1/9), Job Market Fair (JMF) 2015 gelaran Pemprov Kaltim di Kompleks Stadion Madya Sempaja, Samarinda, menyajikan fakta tersebut. Sektor pertambangan berkontribusi kecil dalam penyediaan pangsa kerja, yakni hanya 44 lowongan.
Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, jumlah lowongan yang tersedia tahun ini hanya 1.898 buah. Dari jumlah tersebut, sektor jasa menguasai dengan 721 lowongan. Berikutnya, perdagangan dan perhotelan sebanyak 540, keuangan 435 buah, serta konstruksi 78 kesempatan bekerja.
Lowongan yang tersedia, tahun ini, melorot tajam dibanding dua tahun sebelumnya. Pada 2013, JMF menyediakan 3.882 peluang kerja. Sementara itu, tahun lalu, naik tajam menjadi 7.057 lowongan. Itu berarti, jumlah lowongan tahun ini turun 71 persen dibanding tahun lalu. Hal tersebut turut disebabkan perusahaan yang terlibat dalam bursa kerja ikut berkurang.
Plt Kadisnakertrans Kaltim Usriansyah menyatakan, pangsa kerja sektor jasa terbuka lebar. Sektor tersebut tak terpengaruh langsung dengan efek minus pertumbuhan ekonomi. Lagi pula, kata dia, prospek usaha sektor jasa bersifat jangka panjang.
Sebagai contoh, yakni jasa perhotelan. Di Kaltim, hotel berbintang terus tumbuh. Itu berkaitan dengan sektor pariwisata.
"Dari segi bisnis masih potensial," tutur dia, kemarin (1/9). Lain hal dengan pertambangan Tanah Air yang berhubungan langsung karena memiliki pasar utama di Tiongkok dan India. Pekerja yang di-PHK kebanyakan merupakan tenaga teknis pertambangan seperti operator, helper, dan mekanik.
"Sektor lain belum terpengaruh," ujarnya. Namun, tambah dia, sektor tambang tak berpengaruh signifikan terhadap penyediaan pasar kerja. Lagi pula, para pekerja di dunia keruk-mengeruk emas hitam jauh waktu menyadari prospek usaha tak berumur panjang.
Dikatakan, para pekerja tambang batu bara dengan usia di atas kepala empat beralih menjadi wirausaha. Sementara itu, pekerja usia di bawah 40 tahun mencari ladang pekerjaan baru di sektor lain.
"Sebagai contoh, saat bekerja di tambang, posisinya supervisor. Ketika bekerja di perkebunan, mereka mengincar posisi superintendant," ulasnya.
Disnakertrans memprediksi, sektor usaha perkebunan memiliki prospek cerah. Namun, sektor tersebut tak turut serta dalam JMF. Usriansyah memperkirakan, hal itu disebabkan perekrutan perusahaan perkebunan secara langsung. Bahkan, kebanyakan diambil tenaga kerja dari luar Kaltim semisal dari Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Usriansyah lekas-lekas membantah perekrutan dari luar karena upah lebih murah. "Upah kan sama. Sesuai UMP dan UMK. Orang Kaltim belum banyak yang mau kerja di kebun," tutur dia.
HANYA MILIK RAKSASA
Sebanyak 44 lowongan dari sektor batu bara, paling banyak disediakan dua raksasa batu bara di Bumi Etam. PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang berkedudukan di Kutai Timur dan PT Kideco Jaya Agung (KJA) di Paser, membuka lowongan di beberapa posisi.
Kedua perusahaan merupakan pemegang izin Perjanjian Kontrak Penambangan Batu Bara (PKP2B) yang dikeluarkan pemerintah pusat. Sebuah anomali pada saat perusahaan batu bara berjuang mempertahankan usaha dengan mengurangi jumlah pekerja.
Disnakertrans Kaltim memprediksi, dalam tiga tahun belakangan, sudah 60 ribu pekerja di-PHK di Kaltim. Sektor paling menyumbang angka PHK yakni pertambangan batu bara. Adapun Disnaker kabupaten/kota di Kaltim mencatat, tak kurang 5.923 orang di-PHK dalam dua tahun terakhir. Kukar dan Berau, dua wilayah yang bergantung kepada sektor batu bara, paling parah terkena badai. Adapun Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melansir, PHK di Kaltim hingga semester pertama 2015 mencapai 11.350 jiwa.
Menurut Human Relationship Development PT KJA, Cahaya, ekonomi global yang memburuk tentu berpengaruh terhadap usaha pertambangan. Meski demikian, tak ada kaitan dengan penerimaan pekerja baru. Hal itu telah masuk rencana pengadaan tenaga kerja.
Pada 2015, PT KJA membuka 36 posisi. Dari level manajer, asisten manajer, supervisor, hingga mandor. Disebutkan, animo masyarakat bekerja di tambang terbilang tinggi. Pada hari pertama, 104 orang sudah memasukkan lamaran.
"Posisi yang dibuka berdasarkan kebutuhan departemen masing-masing. Sejauh ini, masih sesuai jadwal," tutur Cahaya.
Namun, dia tak membantah perusahaan tengah mengambil langkah efisiensi, bahkan sejak 2013. Syukurnya, lanjut dia, hingga kini tak terjadi PHK di KJA. "Penggunaan bahan bakar, contohnya, yang diefisiensi," tutup dia. ( Lingga M akbar)
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »