Serang, bantencom - PT Jet Star selaku perusahaan penambang pasir laut di Desa Lontar, diduga telah melakukan manipulasi terhadap sosialisasi masyarakat untuk memperoleh persetujuan penambangan melalui tanda tangan dan daftar hadir. Sebab, sebagian besar warga Lontar bersikukuh menolak adanya aktifitas penambangan pasir laut PT Jet Star.
Salah seorang Tokoh Masyarakat (Tomas) Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, kabupaten Serang, Banten, Marsad mengaku warga Lontar tetap menolak penambangan pasir laut. Terlebih yang dilakukan PT Jet Star, karena memiliki kenangan kelam beberapa tahun silam.
"Tahun 2012 lalu saat kami menolak tambang pasir laut milik PT Jet Star, ada penembakan yang dilakukan oknum aparat yang mendampingi operasi kapal jet star. Jadi kami sampai kapanpun menolak tambang pasir laut, apalagi PT Jet Star," tegasnya, Kamis (17/03/16).
Menurut Marsad, untuk memperoleh izin perpanjangan penambangan pasir laut di Desa Lontar, PT Jet Star harus melampirkan hasil kesepakatan dan persetujuan masyarakat, yang dibuktikan melalui tandatangan warga. Namun, hal itu didug dimanipulasi, lantaran masyarakat yang dihadirkan hanya sebagian kecil warga Lontar. Harusnya, jika memang mau sosialisasi, beritahu semua warga agar jelas bentuk penolakan penambangan pasir laut.
"Yang diundang untuk hadir dalam sosialisasi itu hanya yang setuju saja. Bukan nelayan dan warga yang tidak merasakan langsung dampak penambangan pasir laut," jelasnya.
Senada dikatakan Ayib warga lainnya. Menurutnya, ia terpaksa menerima uang kompensasi dari pihak perusahaan karena ada intimidasi dari sejumlah oknum. Bentuk intimidasi yang dimaksud adalah ancaman akan menandai rumah dan diculik.
"Intimidasinya, kalau tidak mau menerima uang konpensasi, rumahnya ditandai dan diculik. Karena itu terpaksa menerima uang dari perusahaan. Tapi kami tetap menolak tambang pasir laut ini," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Lontar, Aklani saat ditemui enggan memberikan komentar. "Lain kali saja ya. Maaf," katanya singkat