Serang, bantencom - Baru-baru ini penyebaran penyakit menular flu burung atau avian influenza kembali menghantui. Seperti diberitakan, akibat terinfeksi flu burung atau H5N1, dua orang warga di Cipondoh, Kota Tangerang meninggal dunia. Untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung, Balai Kesehatan Hewan (Keswan) Provinsi Banten dibawah naungan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten melakukan identifikasi serta kewaspadaan tinggi terhadap potensi penyebaran H5N1.
Kepala Balai Kesehatan Hewan Provinsi Banten Aan Muawanah mengatakan, penyebaran virus flu burung atau H5N1 merupakan masalah serius yang harus mendapat penanganan segera, sehingga korban yang terinfeksi virus yang biasa menyerang unggas tersebut dapat diminilaisir. "Virus yang biasa menyerang unggas ini juga berpotensi besar menular pada manusia," kata Aan usai rapat koordinasi dan ivestigasi wabah penyakit zoonosis (AI/H5N1), Kamis (9/4) 2015 di ruang ruang rapat Balai Kesehatan Hewan Provinsi Banten.
Aan menambahkan, untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut, perlu dilakukan koordinasi yang baik antara pusat kesehatan hewan (Puskewan) dan Puskesmas setempat, seperti sosialiasai bahaya flu burung, mendeteksi keberadaan, dan melakukan penanganan secara cepat dan tepat ketika menemukan korban serangan virus, baik yang menyerang manusia maupun unggas.
"Harapannya, kita bisa mendeteksi sedini mungkin gejala serangan virus ini, sehingga penanganan yang dilakukan secepat mungkin," katanya.
Direktur Field Epidemiology Training Program (FETP) Indonesia I Nyoman Kandun mengatakan, Pusat kesehatan hewan dan Dinas Kesehatan Povinsi Banten harus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus H5N1 itu. Pasalnya, flu burung masih bersirkulasi di sekitar lingkungan masyarakat.
"Apabila terjadi kasus virus flu burung baik pada unggas atau manusia, segeralah lakukan 3 kapasitas di antaranya, capacity to detec (mendeteksi), capacity to report (mengabarkan) dan capacity to respon (menanggapi)," paparnya.
Nyoman menegaskan, salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus ini adalah menjaga lingkungan agar tetap bersih. Menurut Nyoman, jika masyarakat membiasakan hidup bersih, resiko terjangkit virus H5N1 sangat kecil.
"Misalnya membiasakan memperhatikan tempat tingal hewan peliharaan dan budaya cuci tangan setelah menyentuh hewan, sebab sebetulnya virus ini akan mati jika terkena deterjen," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi pandemi Avian Influenza harus dilakukan secara berkelanjutan sebagai pencegahan terhadap penyebaran virus mematikan tersebut. Meskipun virus ini berbahaya, namun tidak selalu berakhir dengan kematian apabila ditangani dengan tepat.
"Sosialisasi dan informasi publik terhadap virus flu burung ini akan terus disampaikan kepada masyarakat, sebagai edukasi terkait virus flu burung dan penyebarannya," katanya.
Eneng menjelaskan, dinas terkait akan terus melakukan langkah antisipasi dan respon cepat terhadap penyebaran kasus H5N1 baik dalam bentuk penelitian terhadap kasus bersangkutan maupun penanganan dan pencegahan virus H5N1.
Acara yang dimaksudkan sebagai evaluasi terhadap penyakit membahayakan itu diharapkan bisa memberikan informasi tentang bagaimana penyebaran penyakit tersebut dan cara pencegahannya.[adv]