Serang, bantencom - Untuk menghasilkan budidaya ternak berkualitas, dibutuhkan pakan ternak yang bermutu tinggi. Pakan ternak mempunyai kontribusi paling besar dalam biaya produksi usaha peternakan. Kebutuhan produk peternakan semakin meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya penduduk di Indonesia, yang berakibat semakin banyaknya peternak mulai dari usaha skala kecil, sedang dan besar.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro pada Rapat Terbatas serta Sidang Komisi Teknis dalam rangkaian penyelenggaraan Rakorteknas I Tahun 2015 pada Maret lalu. Hadir pada rapat tersebut Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten.
Syukur menjelaskan, banyak faktor yang menentukan kualitas hewan ternak, salah satunya pemberian pakan secara optimal. Tak hanya berkualitas, pakan yang diberikan juga haruslah dilakukan secara kontinyu dan menyeluruh.
Ia memaparkan, strategi pencapaian program untuk mencapai arah kebijakan Direktorat Pakan Ternak tahun 2015-2019, mencakup, pertama Pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT), yakni dengan cara meningkatkan produksi dan usaha HPT berkualitas dan meningkatkan pemanfaatan biomassa hasil samping pertanian, perkebunan, dan agro industri.
Kedua, pengembangan Pakan Olahan dan Bahan Pakan, dengan cara memfasilitasi pemenuhan kebutuhan bahan pakan ungga dan ruminansia dan meningkatkan usaha pakan olahan unggas dan ruminansia berbasis sumberdaya lokal. Ketiga, pengembangan mutu dan keamanan pakan, dengan cara mengembangkan regulasi pakan, meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pakan, serta mengembangkan laboratorium pengujian mutu pakan yang terakreditasi.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Dwidjo Harsono mengatakan, untuk menghasilkan hewan ternak berkualitas, harus didukung dengan pakan yang memang memiliki kualitas, tampilan fisik dan kandungan nutrisi yang sesuai untuk tiap-tiap jenis hewan sesuai dengan umur dan kondisi ternak.
"Salah satu permasalahan terkait peredaran pakan adalah banyaknya pakan yang beredar tidak sesuai dengan standar dan spesifikasi yang dibutuhkan," kata Dwidjo.
Untuk itu, pakan dan imbuhan yang beredar perlu dilakukan pengawasan yang sebaik-baiknya, sehingga konsumen pakan dapat terlindungi dari kerugian akibat mutu pakan yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan persyaratan teknis minimal yang telah ditetapkan.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, untuk meningkatkan kualitas produk pakan ternak, perlu adanya program penyediaan dan peningkatan mutu pakan sebagai pendukung terhadap usaha pengembangan pakan. "Program ini mampu menjadi stimulan untuk meningkatkan kemampuan para aparatur dalam melakukan pengawasan pakan ternak terutama yang beredar di kawasan Provinsi Banten, sehingga produk pakan yang beredar di masyarakat terjamin kualitasnya," ujar Eneng. [Adv]