KEK Tanjung Lesung Jadi Pusat Wisata Dunia Berbasis Maritim

Diposkan oleh On 2/23/2015 09:21:00 AM with No comments

SERANG, bantencom – Peresmian operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, di Banten, menjadikan kawasan itu sebagai pusat wisata dunia berbasis maritim. Peresmian operasional KEK itu akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikan oleh Plt Gubernur Banten Rano Karno, dalam siaran persnya, di Serang, Banten, Minggu (22/02/2015).
 "Permohonan saya sebagai Ketua Dewan KEK Provinsi Banten, telah mendapat respon dari Bapak Presiden. Dan Presiden Joko Widodo bersedia hadir untuk meresmikan operasional KEK Tanjung Lesung, pada Senin (23/02/2015)," ujar Rano.
Ia menuturkan, KEK Tanjung Lesung dinyatakan siap beroperasi sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012. Dan untuk mendukung suksesnya KEK Tanjung Lesung, kata dia, maka Pemerintah Provinsi Banten telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2015, tentang Pelimpahan Kewenangan Perijinan Investasi kepada Administrator KEK Tanjung Lesung.
"Sebagai kawasan khusus pariwisata, kami akan menampilkan seni tradisional khas Banten Selatan. Dan akan didukung pameran cinderamata khas Banten," kata Rano.
Selain itu, katanya lagi, syarat kesiapan beroperasi KEK Tanjung Lesung juga terlihat dari beberapa indikator utama. Yaitu, infrastruktur yang telah tersedia memadai, Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi Administrator KEK Tanjung Lesung dan Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Tanjung Lesung, tersedianya perangkat pengendalian administrasi, dan telah ada investor yang berinvestasi di dalam KEK Tanjung Lesung.
Wisata Dunia
Senada dengan itu, Sekretaris Dewan Kawasan KEK Provinsi Banten Ali Fadillah mengatakan, penetapan Provinsi Banten sebagai lokasi KEK zona pariwisata, sesuai dengan potensi wilayah yaitu sebagai provinsi yang memiliki basis pariwisata berkelas dunia. Pasalnya, KEK Tanjung Lesung merupakan sebuah tanjung yang berhadapan langsung dengan Selat Sunda. Dimana banyak terdapat obyek wisata laut, dari mulai Pantai Anyer di Utara hingga ke Taman Nasional Ujung Kulon di sebelah Selatan.
Ali, yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten menjelaskan, dengan modal lahan seluas 1.500 ha, lokasi KEK Tanjung Lesung juga memiliki garis pantai sepanjang ± 13 km. Hal itu semakin memperkuat posisi KEK Tanjung Lesung sebagai zona pariwisata nasional berskala internasional.
Bahkan, ucap Ali, Tanjung Lesung telah memenuhi tiga komponen utama sebagai pusat wisata dunia berbasis maritim.
Pertama, daya tarik alam yang didukung oleh budaya lokal dengan segala keunikan dan kekhasannya. Kedua, fasilitas akomodasi yang berstandar internasional bagi kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara. Dan ketiga, aktivitas pariwisata berbasis maritim yang sangat beragam dan menjanjikan bagi pengembangan kepariwisataan nasional.
"Dengan semua kualitas itu,  dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, destinasi Tanjung Lesung telah mendatangkan 250.000 wisatawan per tahun ke Provinsi Banten. Bahkan KEK Tanjung Lesung juga akan menyerap 300 ribu tenaga kerja, dan diharapkan sebanyak 70% diantaranya tenaga kerja lokal," terang Ali.
4 Dukungan Pemerintah
Rano menambahkan, pihaknya menargetkan dalam beberapa tahun mendatang, KTT G-20 dan KTT tingkat dunia lainnya, dapat dilaksanakan di dalam KEK Tanjung Lesung. Sehingga, secara signifikan akan mendorong perekonomian wilayah Banten yang berimplikasi pada perekonomian nasional.
"Untuk mewujudkan harapan tersebut, kami sangat membutuhkan perhatian dan dukungan Bapak Presiden. Sehingga terjadi percepatan implementasi kebijakan dan tindakan di lapangan," papar Rano.
Ia merinci, beberapa dukungan pemeritah pusat yang dinantikan segera terwujud. Pertama, pembangunan Bandar Udara Banten Selatan. Kedua, pembangunan Jalan Tol Serang–Panimbang melalui Jalan Tol Jakarta–Merak.
Ketiga, percepatan penerbitan insentif perpajakan, kepabeanan dan cukai bagi para investor. Pasalnya, meski telah dibahas selama 5 tahun, hingga kini penyusunan rencana peraturan pemerintah tentang fasilitasi fiskal tak kunjung selesai. Padahal, insentif fiskal tersebut merupakan amanat UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Fasilitas Fiskal yang tujuannya, memberikan kepastian dan kemudahan berinvestasi di kawasan ekonomi khusus.
Keempat, kemudahan perijinan yang saat ini masih di pemerintah pusat seperti administrasi pertanahan, serta ijin pembangunan bandara dan pelabuhan, perlu perhatian dan dukungan presiden.
"Kami sangat berharap, dukungan yang kami harapkan ini segera terwujud. Agar perekonomian Provinsi Banten segera mengimbangi perekonomian Jakarta, sebagai Ibukota Negara. Apalagi, dengan jarak yang tidak terlalu jauh, kami optimistis mampu bersaing dengan ketersediaan infrastruktur dan regulasi diatas," tandas Rano.
Penandatanganan MoU
Data Dewan Kawasan KEK Provinsi Banten mencatat, saat peresmian operasional KEK Tanjung Lesung juga akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PT Banten West Jawa (BWJ) selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Tanjung Lesung dengan beberapa investor yang siap berinvestasi di dalam kawasan.
Pertama, MoU dengan PT Telkom tentang Digital World.
Kedua, MoU dengan President University tentang Pusat Kajian Budaya Maritim Nasional.
Ketiga, MoU dengan Eastern Latitudes tentang lahan seluas 2 ha untuk pembangunan villa.
Keempat, MoU dengan PT Pelindo II tentang persiapan pembangunan cruise terminal dan marina.
Kelima, MoU dengan Euro Asia Management(s) pte Ltd., tentang investasi lahan untuk Theme Park seluas 30 ha.
Keenam, MoU dengan Corden Sports Academy tentang Sports Facility seluas 5 ha.
Ketujuh, MoU dengan China Harbor tentang Joint Development Tanjung Lesung dan pembangunan kemaritiman.
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p