Serang, bantencom - Sebanyak 71.707 rumah tidak layak huni (RTLH) ada di Kabupaten Serang, salah satunya sebuah rumah dari bilik bambu beratapkan anyaman daun kelapa rubuh karena derasnya hujan dan kencang nya angin yang bertiup di Provinsi Banten. Hal ini menimpa rumah milik Ambari (51tahun) dan Rohmayati (49 tahun) warga Kampung Pasirlame RT 13/RW 05, Desa Pasir Buyut, Kecamatan Jawilana Kabupaten Serang.
Rumah milik Rohmayati pemilik lima anak ini rumahnya ambruk pada Sabtu (14/2) kemarin disaat hujan turun deras dan angin bertiup kencang.
"Saya mau wudhu, liat didapur ambruk, langsung saya lari ke kamar ngambil anak yang masih tidur dan lari keluar rumah," kata Rohmayatai saat ditemui dikediamannya yang kini ambruk, Senin (16/2).
Ternyata angin dan hujan tak cukup merobohkan dapurnya saja, bahkan bagian depan rumah nya pun ambruk, "Pas saya keluar rumah berlari, malah rubuh lagi. Saya hanya pasrah dengan kejadian ini, mungkin sudah nasib keluarga saya," terangnya.
Sang suami, Ambari, sendiri bekerja sebagai buruh bongkar muat pasir di Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang dengan penghasilan antara Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu.
"Saya berharap pengen cepat bantuan aja, karena sampai saat ini belum ada," tegasnya.
Ternyata Rohmayati tak sendirian, ternyata di Kabupaten Serang sendiri masih banyak Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang senasib dengan Rohmayati dan Ambari.
Setidaknya, tercatat 71.707 Kepala Keluarha (KK) dari 350 ribu KK masih termasuk kedalam kategori rumah tangga sangat miskin (RTSM). Data di akhir tahun 2014 tersebut tersebar di 29 kecamatan se'Kabupaten Serang.
Dari 71.707 KK tersebut memiliki sebanyak 350.721 jiwa yang berdasarkan data dari Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Badan Pusat Statistik (BPS).
"Itu data akhir 2014 kemarin. Sebenarnya yang termasuk kategori miskin itu terdapat 14 indikator sebelumnya, namun tidak bisa saya sebutkan. Akan tetapi, untuk saat ini itu disamakan namanya kategori RTM (rumah tangga miskin) bukan rumah tangga sangat miskin (RTSM) lagi," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang, Dadang Hermawan, dikantornya yang berlokasi di Cipocok, Kota Serang, (16/2).
Hal yang mengenaskan adalah, tolak ukur kemiskinan di Kabupaten Serang sangat jauh dari nilai kemanusiaan. Dimana, kondisi rumah tak dijadikan tolak ukur orang tersebut miskin, "yang disebut rumah tangga miskin itu kebutuhan dasarnya Rp 218 ribu perkapita perbulannya. Jadi, jika lebih dari nominal itu, sebenarnya bukan masuk dalam kategori rumah tangga miskin," tegasnya.
Tak hanya tingginya angka RTSM di Kabupaten Serang, ternyata terdapat 12.500 rumah tidak layak huni (RTLH). Dinsos Banten menyatakan bahwa telah memberikan bantuan sosial pembangunan rumah RTLH melalui program keluarga harapan (PKH) untuk 904 rumah RTLH. Namun,untuk di tahun 2015, Dinsos Banten hanya memberikan sebayak 850 bantuan RTLH.
"Program bantuan ini pun dipriritaskan untuk para pemegang jaminan sosial dan Jamsosratu," kata Kadinsos Banten, Nandi S Mulya, (16/2).