London, bantencom - (Sabtu, 5 Juli 2014). Ratusan warga negara Indonesia (WNI) dari berbagai wilayah di Inggris Raya (Inggris, Irlandia Utara, Britania Raya, Skotlandia) memenuhi tempat pemungutan suara (TPS) Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London. Mereka menggunakan hak pilih untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) yang dilakukan lebih awal untuk Luar Negeri.
Di antara warga yang datang para pendukung pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) terlihat mencolok karena mengenakan atribut kemeja kotak-kotak, pin dan topi. Setelah menggunakan hak pilih , sekitar pukul 12:30 BST (British Summer Time) Sabtu (05/07) mereka berkumpul di Grosvenor Park, kemudian bersama-sama berangkat ke Parliament Square, tak jauh dari Big Ben (Jam Raksasa) London.
Di landmark paling terkenal di Inggris Raya tersebut mereka mendeklarasikan pilihannya terhadap pasangan Jokowi-JK. Mereka yang terdiri atas akademisi, mahasiswa dan masyarakat datang dari berbagai penjuru kota meskipun jauh dari London, seperti Bath, Birmingham, Cambridge, Conventry, Manchester dan Newcastle.
I. Ryan Hasim salah satu inisiator deklarasi tersebut mengatakan Pemilihan Presiden (Pilpres) kali ini sangat krusial karena bukan hanya pertarungan antara dua pasangan kandidat, tapi antara harapan dan masa lalu.
"Meski kami tinggal jauh dari Indonesia, kami tidak mau tinggal diam. Kami akan terus bersuara nyaring menyuarakan dukungan untuk Jokowi-JK, demi Indonesia yang lebih baik," ujar Ryan.
Yudhi Ariadi, seorang peneliti di bidang Product Design and Manufacturing di Loughborough University juga menyatakan, "Saya mengikuti perkembangan politik sejak terlibat dalam gerakan mahasiswa di tahun 90-an. Jadi saya paham model kepemimpinan Prabowo yang kental sekali dengan Orde Baru, terutama gaya militeristiknya."
Menurutnya Jokowi memiliki pendekatan lain, sederhana, bersahaja, tidak birokratis dan feodal. Ia tidak menyangka pemimpin model Jokowi akhirnya bisa muncul. "Makanya meski sebelumnya saya sempat apatis dan golput, tidak pernah ikut pemilu, tapi kali ini saya tergerak untuk terlibat dalam deklarasi ini dan turun tangan memilih Jokowi," tegas Yudhi.
Bagus Prakoso, pendukung deklarasi dari London, menyatakan, "Saya ingin punya pemimpin yang mengerti apa kebutuhan rakyatnya, bukan hanya kebutuhan kelompok-kelompok tertentu. Pemimpin yang melihat 'ke depan' bukan mundur ke 'belakang'. Pemimpin yang memberi kebaruan yang nyata dan bukan mimpi lama. Saya memilih Jokowi".
Bagi Ellen Utomo, alumnus London School of Economics (LSE), Jokowi merepresentasikan modernisasi untuk Indonesia yang telah lama tertunda. Sedang menurut seorang panitia deklarasi yang datang dari Cambridge, Leony Aurora menyatakan, "Saya awalnya pilih Jokowi-JK dengan logika, tapi ikut mendukung pernyataan ini dengan penuh sehati, karena merasa harus melakukan sesuatu," ungkapnya.
Salah seorang penggagas deklarasi, Rilda A. Oe. Taneko, menyatakan deklarasi ini merupakan bagian dari gerakan masyarakat sipil dari seluruh penjuru dunia. "Kami yakin bahwa Indonesia akan lebih maju dan sejahtera di bawah kepemimpinan Jokowi-JK. Kami akan terus mengawal dan berperan kritis terhadap kebijakan pemerintahan mereka nantinya," kata Rilda A. Oe. Taneko.
Deklarasi ini merupakan akhir dari rangkaian pernyataan sikap dan pendaftaran dukungan yang dibuka sejak 2 Juli 2014 dan berhasil mendapatkan 515 orang pendukung hingga pernyataan tersebut dideklarasikan. Hari Sabtu, 5 Juli 2014 itu bendera merah putih berkibar di Parliament Square, London sebagai bentuk kepedulian dan ungkapan rasa percaya mereka bahwa aka nada perubahan dan harapan baru untuk Indonesia
(ridwan)