Jakarta, bantencom - Selama ini kehidupan seni rupa di Banten belum terdengar. Padahal banyak para perupa yang memiliki potensi luar biasa. "Pameran lukisan yang saat ini digelar, adalah titik awal bangkitnya perupa Banten," demikian ditegaskan Wakil Gubernur Banten, H. Rano Karno dalam sambutannya pada acara Pembukaan Pameran Karya Perupa Banten, di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa malam, 23 Oktober 2013. Hadir dalam acara pembukaan tersebut, anggota Komisi X DPR RI Dedi Gumelar, Kepala Galeri Nasional
Wagub menjelaskan, Banten memiliki budaya yang luar biasa. Dalam seni rupa, Banten juga telah memiliki perupa berkelas dunia. "Saya berharap, melalui kegiatan pameran ini, para perupa Banten bersatu dan membawa nama Banten dalam kancah seni rupa Indonesia, bahkan dunia," katanya.
Wagub menambahkan, Pameran di Galeri Nasional, merupakan kegiatan yang luar biasa para perupa Banten. Pasalnya, untuk bisa melaksanakan pameran di Galeri Nasional harus memiliki standar-standar tertentu, yang nilainya tinggi. "Tidak sembarang orang bisa melaksanakan pameran di Galeri Nasional," katanya. Sehingga, optimis para perupa dari Banten bisa mensejajarkan diri dengan temannya dari berbagai daerah di Indonesia.
Pameran Karya Perupa Banten, kali ini bertema "Ieu Kula : Mata Bathin Banten". Pameran ini diselenggarakan atas kerjasama Galeri Nasional Indonesia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, dan Lembaga Pengembangan Seni Rupa Banten. Dalam pameran ini disuguhkan 54 karya seni rupa, yang terdiri dari 43 karya lukis, 3 karya seni patung, dan 8 karya fotografi. Karya-karya tersebut merupakan hasil seleksi dari sekitar 129 karya.
Karya seniman yang dipamerkan juga merupakan perwakilan dari kota kabupaten yang ada di Provinsi Banten. Pameran berlangsung dari tanggal 22 Oktober sampai dengan 4 November 2013.
Sementara yang bertindak sebagai kuratorial adalah Kus Indarto. Kuratorial adalah orang yang merancang pameran, menyeleksi karya-karya seni yang akan dipamerkan dan orang yang bertugas mengkomunikasikan makna karya tersebut kepada publik.
Ketua Panitia Pameran, Gito Waluyo, mengatakan, "Ini merupakan kegiatan besar pertama yang diadakan para perupa Banten yang dihelat di GNI. Pameran ini sebenarnya sudah digagas lama, yakni 4 tahun lalu dan baru bisa terlaksana pada tahun ini. Kegiatan ini sekaligus persembahan ulang tahun ke-13 Provinsi Banten".
Kuratorial seni rupa dari Galeri Nasional Indonesia, Kus Indarto mengatakan karya seni rupa yang ditampilkan dalam pameran tersebut, menunjukkan identitas seni rupa di Banten. Pada masa lalu, dua perupa Banten menjadi legenda legenda eni rupa Indonesia, yaitu Agus Jaya dan Otto Jaya. "Karya-karya seni yang di pamerkan menunjukkan identitas diri perupa Banten, bahwa mereka bisa menjadi legenda seperti halnya Agus dan Otto Jaya," katanya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Seni Rupa Banten, Gebar Sasmita mengatakan, Pameran Karya Perupa Banten "Ieu Kula : Mata Bathin Banten", bertujuan memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa potensi seni rupa di Provinsi Banten itu ada. Selain itu pula, untuk menunjukkan bahwa Banten ada, dan perupa Banten bergerak untuk mensejajarkan dirinya dengan daerah lain yang lebih dulu maju.
Menurut Gebar, potensi perupa Banten sangat luar biasa. Pada pameran Senirupa Nusantara 2013, yang digelar di Galeri Nasional Indonesia, Banten telah mendudukan dirinya sebagai (6) enam besar peserta terbanyak dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. "Ini adalah indikator yang mengejutkan, dan kini Banten telah bangkit dan bergerak menyongsong matahari," paparnya.
Untuk itu, papar Gebar, tidak berlebihan bila Banten saat ini mempertaruhkan masa depannya dalam bidang seni rupa, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. "Dan kini saatnya pemerintah, para pemilik galeri, para kolektor, pengamat dan pencinta seni menolehkan pandangannya ke tanah Banten," tandasnya.
Gebar mengakui, perupa Banten saat ini, tidak pernah terdengar. Sehingga, orang mengira di Banten tidak terdapat perupa. Padahal, bayak para perupa terkenal di Banten. Hal ini disebabkan, para perupa Banten belum bersatu membawa nama Banten. "Mereka membawa nama pribadinya masing-masing," tambahnya.
Senada dengan Gebar, anggota Komisi X DPR RI, Dedi Gumelar, Pameran Karya Perupa Banten "Ieu Kula : Mata Bathin Banten, sarana unjuk diri seniman Banten. Sehingga, sejak pembukaan pameran tersebut, hilang stigma bahwa di Banten tidak ada orang yang bisa berkesenian. "Urang banten oge teu katinggaleun teuing jueng nu sejen," tandasnya dengan bahasa sunda.
Miing, demikian nama yang populer bagi Dedi Gumelar mengatakan, dalam sejarah peradaban dunia, tidak ada bangsa yang hancur karena krisis ekonomi, karena perang, karena bencana dan lain-lain. Tapi, bangsa tersebut akan hancur apabila mengalami kehancuran budaya dan peradabannya.
(Bc4)
bantencom " civil jornalism" for "indonesia chanel"
Perupa Banten Mulai Bangkit
Diposkan oleh Ridwan Salba On 10/23/2013 03:54:00 PM with No comments
Related Post
WORKSHOP MUATAN LOKAL KURIKULUM PAUD Serang, bantencom - Kurikulum Merupakan seperangkat rencana, pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, cara yang digunak ...
Final IY Modern Dance, PT Nikomas Gemilang Serang, bantencom, Final IY Modern dance, PT Nikomas Gemilang jumat malam (21/06) Setelah melalui babak penyisihan yang begitu k ...
Banten Siapkan Pramuwisata Bersertifikat Serang, bantencom - Potensi wisata yang lebih dari 200 destinasi, maka peran pramuwisata atau yang sering dikenal dengan sebutan ga ...
Dindik Banten Gelar pameran lembaga kursus dan pelatihan Serang, bantencom - Dalam rangka pembinaan dan pengembangan kursus, ada tiga komponen utama yang perlu difasilitasi pengembangan inf ...
Siswi Berkebutuhan Khusus Mendapat Perlakuan Tidak Senonoh Serang, bantencom - Seorang anak berkebutuhan khusus mendapat perkakuan tidak senonoh oleh gurunya. Oknum guru olah raga yang berin ...