Mun'im menghembuskan nafas terakhir tiga hari pasca operasi kanker pankreas di RSCM, Jumat (27/9). Pihak keluarga menuturkan, selain menderita kanker, dokter yang tinggal di Perumahan Citra Grand Cibubur tersebut juga telah lama mengidap penyakit jantung dan diabetes selama sepuluh tahun.
Kakek sembilan cucu yang juga dosen di UI ini merupakan ahli forensik kenamaan yang pernah mengotopsi jenazah aktivis HAM Munir dan aktivis buruh Marsinah yang tewas dibunuh. Selain itu, Mun'im juga pernah menerbitkan buku berjudul 'Indonesia X-Files, Mengungkap Fakta dari Kematian Bung Karno Sampai Kematian Munir'.
Kepergian dokter ahli forensik Mun'im Idries membawa duka mendalam bagi kerabat dan sahabat dekat. Salah satu sahabat almarhum, Endang Basuki mengungkapkan, Mun'im sejak dulu dikenal sebagai sosok yang pemberani.
Menurut Endang, Mun'im selalu berani mengungkapkan bukti-bukti setiap kali melihat kejanggalan dalam kasus yang dia tangani. "Dia itu jujur dalam mengungkapkan bukti-bukti. Karena memang tidak bisa direkayasa," ungkapnya saat melayat ke rumah duka di RSCM.
Selain itu, lanjut dokter yang mengajar di kesehatan masyarakat UI tersebut, almarhum juga sering mengingatkan dia dalam berbagai hal. "Misalnya kamu enggak boleh begini, kamu pacaran jangan berlebihan," ungkap Endang.
Endang sendiri merupakan sahabat karib Mun'im sejak kuliah di Fakultas Kedokteran UI angkatan 1971. Dia juga mengaku sering praktek bersama dengan almarhum ke luar kota. Namun demikian, lanjutnya, karena kesibukan masing-masing, Endang mengaku jarang bertemu almarhum. "Saya terakhir bertemu itu sekitar tiga-empat tahun lalu. Saat beliau sakit saya belum sempat menjenguk," ujarnya.
Mun'im merupakan dokter ahli forensik kenamaan yang wafat pada Jumat (27/9) dini hari tadi. Almarhum meninggalkan dua istri, enam anak, sembilan cucu, dan satu cicit.
bantencom " civil jornalism" for "indonesia chanel"