Aceh,bantencom-Seiring dengan terjadinya musibah gempa bumi berkekuatan 6,2 skala
richter di Aceh pada 2 Juli pukul 14:37 WIB yang disusul gempa susulan
sebesar 5,5SR, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan
koordinasi dengan para komunitas telekomunikasi sehingga tidak sampai
terjadi putusnya sinyal telekomunikasi.
Berdasarkan data dari Kominfo, pada interval 10 menit setelah terjadinya gempa bumi hingga sekitar 2 jam berikutnya (pukul 16.37 WIB) telah terjadi lonjakan trafik telekomunikasi yang cukup tinggi baik yang incoming maupun outgoing.
"Dan itu sangat dimungkinkan baik karena komunikasi antar keluarga, koordinasi antar instansi, koordinasi lintas internal media dan berbagai komunikasi lainnya. Bahwasanya komunikasi telekomunikasi sempat terganggu adalah benar, namun tidak sampai terputus total, dan tidak ada kerusakan infrastruktur telekomunikasi yang berarti," ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo Gatot S. Dewa Broto, Rabu (3/7).
Menurut dia, adanya gangguan komunikasi semata-mata hanya karena sempat terjadinya kelangkaan suplai catu daya listrik di satu BTS saja yang berada tidak jauh dari lokasi gempa bumi, tapi kemudian dapat di-back up dengan penggunaan genset dan baterai yang tersedia.
Kominfo sejak semalam mengaku terus mendorong ORARI dan RAPI di Aceh dan sekitarnya, khususnya untuk mengatasi masalah komunikasi di daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh fasilitas telekomunikasi.
Mengingat kondisi bencana alam cukup sering terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, Kementerian Kominfo tetap meminta para komunitas telekomunikasi tetap berkomitmen untuk membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana sesuai dengan prosedur tetap masing-masing dalam menghadapi bencana alam.
"Berdasarkan pengalaman sejumlah bencana alam, maka kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk terus menyampaikan update informasi kondisi layanan dan merespon secepat mungkin terhadap pertanyaan masyarakat."<MK>
Berdasarkan data dari Kominfo, pada interval 10 menit setelah terjadinya gempa bumi hingga sekitar 2 jam berikutnya (pukul 16.37 WIB) telah terjadi lonjakan trafik telekomunikasi yang cukup tinggi baik yang incoming maupun outgoing.
"Dan itu sangat dimungkinkan baik karena komunikasi antar keluarga, koordinasi antar instansi, koordinasi lintas internal media dan berbagai komunikasi lainnya. Bahwasanya komunikasi telekomunikasi sempat terganggu adalah benar, namun tidak sampai terputus total, dan tidak ada kerusakan infrastruktur telekomunikasi yang berarti," ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo Gatot S. Dewa Broto, Rabu (3/7).
Menurut dia, adanya gangguan komunikasi semata-mata hanya karena sempat terjadinya kelangkaan suplai catu daya listrik di satu BTS saja yang berada tidak jauh dari lokasi gempa bumi, tapi kemudian dapat di-back up dengan penggunaan genset dan baterai yang tersedia.
Kominfo sejak semalam mengaku terus mendorong ORARI dan RAPI di Aceh dan sekitarnya, khususnya untuk mengatasi masalah komunikasi di daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh fasilitas telekomunikasi.
Mengingat kondisi bencana alam cukup sering terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, Kementerian Kominfo tetap meminta para komunitas telekomunikasi tetap berkomitmen untuk membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana sesuai dengan prosedur tetap masing-masing dalam menghadapi bencana alam.
"Berdasarkan pengalaman sejumlah bencana alam, maka kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk terus menyampaikan update informasi kondisi layanan dan merespon secepat mungkin terhadap pertanyaan masyarakat."<MK>