(Jakarta,
13/6/2013) Pada pertandingan perpisahan di kejuaraan Djarum Indonesia
Open Super Series Premier 2013 atlet tunggal putra Taufik Hidayat
bermain yang terakhir kalinya melawan tunggal putra India Sai Praneeth
B. Walaupun kalah tiga set dengan skor 15-21, 21-12 dan 21-17, Taufik
tetap akan bantu di perbulutangkisan Indonesia, karena bulutangkis
merupakan hidupku.
“Pada
pertandingan terakhir kali ini, kalau ditanya kecewa memang iya, tapi
kan jangan dilihat dari akhir karir saya, tapi lihatlah saat saya
menang, jangan yang baiknya saja diberitakan yang jeleknya tidak,” kilah
Taufik yang telah berkarir profesional selama 18 tahun ini.
Menurutnya,
pertandingan tadi itu, terlalu banyak beban pikiran, tidak fokus dan
fisik sudah berkurang, jadi jangan dilihat hasil akhirnya saja.
Pria yang mulai karir sejak umur 14 tahun ini, memiliki banyak kenangan baik suka maupun duka di perbulutangkisan dunia
“Sukanya
saat saya mampu memenangkan di setiap kejuaraan bergengsi dunia, saya
merasa lebih senang, kalau ditanya susahnya terutama saat awal karir
sulit masuk pelatnas,” jelasnya.
Banyak harapan yang menjadi unek-unek Taufik dalam dunia bulutangkis Indonesia ke depan.
“Dengan
kepengurusan PBSI yang baru, saya melihat sudah banyak kemajuan,
atlet-atlet telah diberikan fasilitas, kesejahteraan diperhatikan, tapi
sekali lagi atlet pun harus mempertanggung jawabkan misalnya dengan
memenuhi target juara,” ujarnya.
Usai akhir pertandingan ini, Taufik akan rehat sejenak, fokus dengan keluarga, tapi tak akan jauh-jauh dari dunia bulutangkis (ws)