Perkembangan pemeluk Islam di Eropa dan Asia

Diposkan oleh On 4/15/2013 08:17:00 AM

bantencom-Islam di benua biru Eropa Jadi Agama Penduduk yang bukan lagi agama minoritas,seiring banyaknya imigran yang beragama Islam masuk ke Benua itu.

Selain itu seperti yang di kutip majalah Inggris The Economist menganggap meningkatnya jumlah para imam muslimin, yang lahir dan di-training di atas keimaman di Inggris, telah merubah Islam di Negara-negara Eropa dari agama Imigran menjadi agama endemik.

Dalam komentarnya di situs elektronik pada hari Jumat, Economist memantau perkumpulan enam ribu pria dan wanita setiap minggu di salah satu masjid di kawasan Whitechapel, utara London, untuk melaksanakanshalat Jumat, di aman para imam berkhotbah memakai tiga bahasa untuk memahamkan para jamaah shalat dari berbagai Negara: Aljazair, India, Maroko, Bangladesh, Pakistan, Somalia dan Afrika Selatan.

Majalah itu mencatat pergerakan muslimin yang datang ke Inggris di Hakpti tahun 60an dan 70an, sebagian besar mereka dari Bangladesh dan Pakistan bersama dengan para imam mereka yang hanya berbahasa Inggris sedikit.

Para imigran tersebut berusaha untuk mengatasi kesulitan dialek yang digunakan oleh penduduk kota-kota timur Inggris, yang padat penduduk beragama Islam.sementara itu,

 Muslim di Korea Selatan

Jumlah muslim di negeri Ginseng dan K-Pop nya , semakin meningkat mencapai 45.000 jiwa  dan sekitar 10.000 diperkirakan penganut yang sangat aktif menurut Sensus Penduduk tahun 2005. peningkatan jumlah muslim tersebut, disebabkan banyaknya pekerja asing dari negara-negara muslim seperti: Indonesia, Pakistan dan Uzbekistan. Di Negeri ginseng tersebut terdapat banyak masjid dan Islamic Center bagi kalangan Muslim untuk mempermudah mereka beribadah dan mempelajari islam.
Salah satunya yaitu The Seoul Central  Mosque , masjid yang terletak di daerah Itaewon ini  merupakan  salah satu masjid terbesar di Korea Selatan yang menjadi tempat berkumpulnya umat Muslim Korea. The  Seoul Central Mosque pertama kali dibuka pada tanggal 5 Mei 1976 ini tepatnya berada di distrik Yongsan-gu. Selain menjadi pusat agama Islam, masjid ini juga merupakan kebanggaan lebih dari 45 ribu masyarakat Korea asli yang memeluk Islam sejak lama.
Masjid ini dalam bahasa Arab bernama Masjid Si’ul Al Markaz, namun petunjuk jalan yang dibuat oleh pemerintah setempat menuliskannya dengan bahasa Inggis yakni Seoul Central Mosque. Arsitekturnya yang khas membuat wisatawan akan dengan mudah mengenali masjid ini. Di pintu utama terdapat tulisan “Allahu Akbar” menggunakan huruf Arab yang cukup besar. Bagi masyarakat setempat dan pemeluk non muslim, masjid ini merupakan titik destinasi wisata karena keindahan arsitekturnya. Uniknya letak masjid tersebut  berada di dekat basis militer AS di Korea Selatan yaitu diantara Namsan dan Han River .
Selain The Seoul Central Mosque , juga terdapat 16 masjid dan Islamic Center di seluruh Korea Selatan. Terdiri dari 8 masjid dan 8 Islamic Center yang terdapat dalam KMF (Korea Muslim Federation). Berikut merupakan daftar alamat masjid dan Islamic Center di Korea Selatan:

Sejak tahun 1990, sudah terdapat sebuah madrasah (Sekolah Dasar) di negeri ginseng tersebut, yang  bernama Madrasah Sultan Bin Abdul Aziz. Anak-anak muslim diberi kesempatan untuk belajar bahasa Arab, budaya Islam, dan bahasa Inggris di madrasah (Sekolah Dasar) tersebut.
Korea Muslim Federation (KMF) telah  membuka sekolah dasar Islam pertama bernama Sekolah Dasar  Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz pada Maret 2009,  dengan tujuan membantu Muslim di Korea belajar tentang agama mereka melalui kurikulum sekolah resmi. Selain itu, KMF (Korea Muslim Federation)  juga akan membangun sebuah pusat budaya, sekolah menengah dan bahkan universitas. Abdullah Al-Aifan, Duta Besar Arab Saudi di Seoul, menyerahkan $500.000 kepada KMF (Korea Muslim Federation) atas nama pemerintah Arab Saudi untuk  membiayai pembangunan tersebut.perkembangan islam ini tidak lepas dari peran serta  Korea selatan yang mempermudah para pemeluk islam dalam melaksanakan dakwah.

Is ( bantencom )