Bantencom - Objek wisata religius Banten Lama sebagai peninggalan masa kesultanan dikenal sebagai objek wisata yang kumuh. Pengelolaan oleh pemerintah kota terhadap reruntuhan bekas masa kerajaan ini meskipun setiap tahun diberi puluhan miliar, permasalahan yang ada tidak kunjung juga usai.
Menurut cawagub Banten Embay Mulya Syarief, ia pernah bertanya kepada Rano Karno yang waktu itu masih gubernur definitif. Sepengetahuannya, setelah memberikan masukan ke Rano Karno, ada sekitar Rp 30 miliar diberikan kepada Kota Serang untuk menata ulang kawasan Banten Lama. Namun sampai sekarang tidak pernah selesai.
Dalam program penataan Banten Lama ini, pasangan Rano-Embay akan membuat badan pengelola yang otonom untuk penataan ulang kawasan jika menang Pilkada. Berbagai pemangku kepentingan termasuk keluarga keturunan kesultanan akan bergabung untuk penataan ulang.
"Pertama akan dibuat badan pengelola atau badan otorita yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan," kata Cawagub Embay kepada wartawan usai berziarah di makam Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Kota Serang, Jumat (20/1).
Pengelolan wisata Banten lama ini nantinya akan mencontoh objek wisata Borobudur di Jawa Tengah. Di sekitar reruntuhan bangunan tidak ada penghuni yang bertempat tinggal di sana.
Reruntuhan seperti bekas Istana Surosowan akan dibiarkan sebagai situs arkeologi dan sejarah. Sehingga yang datang ke lokasi tersebut merasa seperti berkunjung kembali ke abad 16. Selain itu, keturunan resmi sultan Banten akan berada di istana bekas kesultanan bersama pengurusnya.
"Situs dibiarkan tetap sebagai ruins (reruntuhan) karena situs arkeologi dan sejarah. Orang yang datang ke Banten lama benar-benar masuk ke kota abad 16," tutur Embay.
Namun, masih ada masalah yang perlu diselesaikan yakni penduduk yang menempati daerah bekas kesultanan. Untuk persoalan ini, menurut Embay, pemerintah akan menyiapkan regulasi dan anggaran.
Relokasi akan dibicarakan dengan penduduk setempat sesuai dengan permintaan mereka. Ini dilakukan tanpa ada paksaan. Yang terpenting, kata Embay, penghasilan warga yang pindah tidak terpotong dan terganggu saat dilakukan relokasi ke salah satu tempat.
"Nanti ada main gate, (masuk) hanya satu kali bayar, sudah tidak ada apa-apa lagi. Kompensasinya adalah keamanan, kenyamanan, keteduhan, kesejukan, kebersihan," tutup Embay. (BC2)
Menurut cawagub Banten Embay Mulya Syarief, ia pernah bertanya kepada Rano Karno yang waktu itu masih gubernur definitif. Sepengetahuannya, setelah memberikan masukan ke Rano Karno, ada sekitar Rp 30 miliar diberikan kepada Kota Serang untuk menata ulang kawasan Banten Lama. Namun sampai sekarang tidak pernah selesai.
Dalam program penataan Banten Lama ini, pasangan Rano-Embay akan membuat badan pengelola yang otonom untuk penataan ulang kawasan jika menang Pilkada. Berbagai pemangku kepentingan termasuk keluarga keturunan kesultanan akan bergabung untuk penataan ulang.
"Pertama akan dibuat badan pengelola atau badan otorita yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan," kata Cawagub Embay kepada wartawan usai berziarah di makam Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Kota Serang, Jumat (20/1).
Pengelolan wisata Banten lama ini nantinya akan mencontoh objek wisata Borobudur di Jawa Tengah. Di sekitar reruntuhan bangunan tidak ada penghuni yang bertempat tinggal di sana.
Reruntuhan seperti bekas Istana Surosowan akan dibiarkan sebagai situs arkeologi dan sejarah. Sehingga yang datang ke lokasi tersebut merasa seperti berkunjung kembali ke abad 16. Selain itu, keturunan resmi sultan Banten akan berada di istana bekas kesultanan bersama pengurusnya.
"Situs dibiarkan tetap sebagai ruins (reruntuhan) karena situs arkeologi dan sejarah. Orang yang datang ke Banten lama benar-benar masuk ke kota abad 16," tutur Embay.
Namun, masih ada masalah yang perlu diselesaikan yakni penduduk yang menempati daerah bekas kesultanan. Untuk persoalan ini, menurut Embay, pemerintah akan menyiapkan regulasi dan anggaran.
Relokasi akan dibicarakan dengan penduduk setempat sesuai dengan permintaan mereka. Ini dilakukan tanpa ada paksaan. Yang terpenting, kata Embay, penghasilan warga yang pindah tidak terpotong dan terganggu saat dilakukan relokasi ke salah satu tempat.
"Nanti ada main gate, (masuk) hanya satu kali bayar, sudah tidak ada apa-apa lagi. Kompensasinya adalah keamanan, kenyamanan, keteduhan, kesejukan, kebersihan," tutup Embay. (BC2)