Serang-bantencom- Bank Jabar Banten (bjb) Cabang khusus Banten diadukan ke pihak berwajib karena dianggap lalai dan ceroboh mencairkan cek yang sudah diblokir oleh pemiliknya, "Jauh -jauh hari sy sudah mengajukan permohonan agar cek yang saya keluarkan, tapi Bjb tetep mencairkan cek tersebut. Saya menduga ada unsur kesengajaan dari oknum Bjb dan bekerja sama dengan pemegang cek", ujar Nanang Iskandar di ruang Krimsus Polda Banten.
Nanang mengatakan bahwa pada tanggal 29 Febuari 2016 telah mengirim surat ke bjb agar cek yang dikeluarkan untuk di blokir. Pada saat itu, customernya service Bjb bernama Moko yang menerima surat pernyataan dan langsung mengadakan pemblokiran. "Pak Moko waktu itu langsung memutar monitor komputer dan memperlihatkan ke saya tentang pemblokiran yang sudah dilakukan, saya lihat memang sudah diblokir", lanjut Nanang.
Pada tanggal 29 Febuari, Nanang memblokir cek dengan nomor CAA1 059986 dan CAA1 059987. Namun pada tanggal 8 April Bjb cabang khusus Banten tanpa pemberitahuannya kepada pemilik langsung mencairkan cek nomor CAA1 059986 yang bernilai Rp 1.218.385.000. penarikan dengan cara memindah bukukan ke nomor rekening lain. Pada hari itu juga, Nanang langsung protes ke pihak Bjb agar pencairan cek dibatalkan dengan cara memblokir rening yang dituju, namun pihak Bjb tidak mengindahkan dan terkesan membiarkan kesalahan terjadi.
Selain menduga ada permainan antara oknum Bjb dengan pemegang cek, Nanang juga sangat menyayangkan pihak Bjb tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu terhadap pemilik cek. Pada umumnya ketika cek akan dicairkan pihak bank akan menginformasikan ke pemilik. Apalagi nominal uang yang ada di cek tersebut tidak sedikit.
Kekecewaan Nanang juga disebabkan karena sampai saat ini tidak ada itukat baik dari Bjb khusus cabang Banten untuk bertanggung jawab atas kelalaian petugas. "Saya sebenarnya sudah ingatkan Bjb, kalau sampai batas waktu yang sebulan pihak Bjb tidak dapat menyelesaikan persoalan ini saya akan melakukan langkah hukum, dan hari ini saya akan melaporkan ke polisi", lanjut Nanang.