Perangi Penyakit Hewan Menular di Banten

Diposkan oleh On 11/30/2015 11:37:00 PM with No comments

Serang, bantencom - Dipercaya sebagai pilot project nasional dalam pengendalian High Pathogenic Avian Influenza (HPAI) terpadu berbasis Puskeswan yang diselenggarakan oleh Kementerian Peternakan (Kementan) RI, Provinsi Banten melalui tim Unit Respon Cetap Penyakit Hewan Menular Strategis (URC-PHMS) di tingkat kabupaten/kota berjanji akan serius mencegah peneybaran HPAI. Tak hanya Avian Influenza atau flu burung, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten melalui Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (BKHKMV) juga akan memberantas penyakit hewan lainnya seperti rabies dan brucellosis.

Hal itu ditegaskan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Eneng Nurcahyati pada rapat evaluasi dan koordinasi yang dihadiri Unit Respon Cetap Penyakit Hewan Menular Strategis (URC-PHMS) dari kabupaten/kota, baru-baru ini.

Acara yang dihadiri 120 peserta itu dalam rangka memperbaharui informasi teknis terkini, serta meningkatkan jejaring surveillans untuk deteksi dan respon penyakit hewan menular. Pertemuan itu membahas isu penyakit mulut dan kuku pada hewan yang  jumlahnya kian mengkhawatirkan.

“Saya menghimbau kepada tim URC-PHMS untuk bekerja keras dalam mengendalikan PHMS dan melakukan antisipasi emerging inflectious diseases,” kata Eneng.

Eneng menyebutkan, berdasarkan database yang dilaporkan oleh tim URC-PHMS Provinsi Banten, terdapat kasus avian influenza sebanyak 14 kasus pada tahun 2015, yang terdiri dari 5 kasus di Kabupaten Tangerang, 2 kasus di Kabupaten Lebak, 2 kasus di Kabupaten Pandeglang, 2 kasus di Kota Tangerang, 1 kasus di Kota Serang, 1 kasus di Kabupaten Serang, dan 1 kasus di Kota Tangerang Selatan. Jumlah terserbut lebih tinggi daripada jumlah kasus pada tahun 2014 sekitar 12 kasus.

“Melihat data yang ada, menunjukan terjadi peningkatan meski tak signifikan. Penyakit zoonosis dapat memberikan ancaman pandemi, serta dapat memberikan kerugian besar di sektor ekonomi lantaran menurunkan produktiftas ternak bahkan menimbulkan kematian,” katanya.

Eneng menegaskan, untuk memerangi penyakit menular tersebut dibutuhkan komitmen dan kerjasama yang baik, mulai dari peternak, puskewan hingga pemerintah. Apabila ada indikasi hewan terjangkit penyakit menular berbahaya, masyarakat atau peternak harus melaporkan pada instansi terkait seperti dinas kesehatan setempat.

Penyakit zoonosis adalah infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan manusia atau sebaliknya. Sementara, pandemin merupakan penyakit yang menjalar ke beberapa negara atau seluruh benua semisal flu babi (h1n1).

“Target kita bebas penyakit brucellosis di tahun 2017, bebas penyakit rabies di tahun 2018, dan bebas avian influenza di 2020,” ujarnya. [Adv]
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p