"Alhamdulillah saya senang bekerja disini, karena tokek (majikan-Red) saya baik dan penghasilan saya cukup lumayan besar" ungkap safik saat ditemui bantencom di messnya.
Dari hasil mengelola sawit dirinya mengaku sudah mempunyai banyak sawah dan membangun rumah di kampung.
Pendapatan yang ia peroleh bukan dati sistem gaji atau bagi hasil melainkan sistem borongan dangan mengelola masing-masing lima hektar untuk satu orang pekerja.
Dalam satu bulan mereka mendapatkam penghasilan delapan ribu ringgit (24 juta rupiah jika kurs 1 ringgitnya 3000 rupiah)
Sementara itu Pak Ngah warga Malaysia yang juga sebagai petani perkebunan sawit mengatakan bahwa banyak sekali para pekerja Indoneaia yang menjadi kaya setelah bekerja di sini. Bahkan dirinya pum mengaku bahwa apa yang sia punya sekarang ini adalah hasil dari mengelola sawit.
"Banyak orang indonesia jadi orang kaya di negaranya, setelah bekerja disini, apalagi jika harga minyak naik cepat sekali dia (TKI) jadi jutawan Indonesia)" katanya
Lebih lanjut Pak Ngah mengatakan bahwa pekerja dari Indonesia diakui sangat rajin dan ulet, sehingga banyak pemilik kebun sawit yang ingin menggunakan kerja dari Indonesia. Bahkan dirinya juga mengaku ingin mendatangkan pekerja dari Indonesia
"Pekerja Insonesia kita akui sebagai pekerja yang rajin dan ulet. Banyak pemilik kebun disini yang ingin memiliki pekerja dari Indonesia. Bahkan saya sendiri hendak mencari pekerja dari sana (Indonesia)" katanya saat berbincang dengan bantencom