TKI Jadi Penyokong Perekonomian Malaysia

Diposkan oleh On 10/31/2014 05:39:00 PM with No comments

Malaysia, bantencom - Seorang warga Indonesia  dipercaya menjadi pengurus hektaran ladang sawit di Negeri Melaka. Sudah hampir 16 tahun Mahadi mengurus ladang sawit milik warga malaysia Mohammad Noorodin dihabiskan untuk mengolah ladang kelapa sawit milik warga Malaysia Payu Laboh, negara bagian Melaka Tengah.

Mahadi pria asal lampung mengaku menanam sawit, memupuk, mencabut hingga memanen buah sawit milik majikan.

Istri, kelima anaknya dan cucu-cucunya pun tinggal di sebuah perkebunan terpencil.
Di ladang itu pula seluruh anggota keluarga Mahadi ikut mengurus tanaman yang menjadi salah satu primadona ekspor Malaysia.

Pekerja seperti Mahadi inilah yang saat ini sangat diperlukan sektor perkebunan kelapa sawit. Sebab areal ladang sawit seluas 5 juta hektar lebih di seluruh Malaysia itu saat ini kekurangan tenaga kerja.
“Dalam anggaran 5 juta hektar, kalau bandingan dalam 10 hektar satu pekerja kita perlu 500.000 pekerja,” kata Wakil Ketua Gabungan Pemilik Ladang (ISP) Charles Chow kepada seperyo yang dikutip dari wartawan BBC Indonesia Rohmatin Bonasir di Sandakan, Sabah.

Menurut Charles Chow, pengurusan perizinan tenaga kerja asing terlalu lama.
Kenyataannya jumlah tenaga kerja asing terdaftar yang terjun di perkebunan, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Malaysia, hanya 347.000 orang.
Sekitar 80% adalah tenaga kerja Indonesia.
Kekurangan ini semakin buruk belakangan setelah pemerintah menghentikan pemutihan bagi tenaga kerja ilegal dan paling dirasakan di Sabah sebagai lumbung kelapa sawit.
“Memang sektor perladangan kelapa sawit ada kekurangan tenaga kerja sampai tahap di Sabah dekat 80.000, tapi ini anggaran yang tidak official. Sebenarnya mungkin anggaran sampai tahap 100.000,” ujar Charles Chow yang juga mempunyai perkebunan di Sandakan.
Akibatnya, buah sawit tidak dipetik sampai busuk meskipun musim panen seperti sekarang sehingga menyebabkan hilangnya potensi produktivitas.
“Selama satu bulan kerugian sampai 100.000 ton, selama satu tahun kerugian lebih dari 1 juta ton. Bila ini dihitung, potensi kerugian mencapai US$4 miliar,” tambahnya.
Pemerintah Malaysia telah melaksanakan program pemutihan bagi tenaga kerja asing ilegal sebagai bagian dari upaya mengetahui jumlah pasti tenaga kerja asing tanpa izin dan jumlah keperluan tenaga.
Namun pemutihan terbaru, seperti diakui Kementerian Dalam Negeri yang membawahi keimigrasian dan tenaga kerja asing, gagal mendapat dukungan dari perusahaan-perusahaan alih daya yang sebelumnya merekrut tenaga kerja luar negeri dan dari kalangan majikan sendiri.
“Majikan yang di luar sana begitu juga, tidak bekerja sama dengan kita. Oleh karena mereka pikir bukan kesalahan mereka karena tidak ada kontrak antara mereka dan kerajaan (pemerintah). Mereka hanya terikat dengan outsourcing company jadi kita dalam keadaan yang serba salah,” jelas Wakil Menteri Dalam Negeri Datuk Wan Junaidi Tuanku Jaafar.
Industri kelapa sawit menyumbang sekitar 80 miliar ringgit dari total produk domestik bruto Malaysia 936 miliar ringgit.(ridwan)

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p