New York, bantencom - Restoran biasanya menawarkan konsep desain atau hidangan yang unik untuk bersaing. Namun, tempat yang satu ini justru menghadirkan keunikan lewat harganya. Layaknya di pasar saham, harga menunya bisa naik dan turun!
Harga menu Exchange Bar & Grill di New York City, Amerika Serikat, tak pernah stabil karena mengikuti hukum permintaan dan penawaran. Seperti dikutip dari situs bar tersebut: "Tunggu sebentar saat tak ada yang memesan minuman favorit Anda, lalu beli ketika harganya anjlok. Atau, gunakan tuas untuk menaikkan harga minuman di seluruh bar."
Di Exchange, pelanggan punya daya untuk menggerakkan harga semua minuman dan camilan. Contohnya, harga sepiring sayap ayam pedas biasanya $7 (Rp 70.000), namun bisa berfluktuasi dengan kenaikan per 25 sen (Rp 2.500). Harga paling tingginya bisa mencapai $9 (Rp 90.000), namun juga bisa jatuh hingga $5 (Rp 50.000).
Segelas bir Guinnesspun bisa dijual dengan harga awal $6 (Rp 60.000), namun bisa naik menjadi $8 (Rp 80.000) atau turun menjadi $4 (Rp 40.000). Bahkan, ada kalanya bir dijual dengan harga serendah $2 (Rp 20.000).
Perubahan harga ini ditampilkan di teks berjalan digital sepanjang 11 meter berdasarkan perhitungan algoritma. "Algoritmanya diciptakan oleh orang yang membuat software, dan ia tak mau berbagi rahasia dengan saya," ujar Steven Yee, salah satu staf yang mengoperasikan Exchange.
Pemilik bar sekaligus mantan ekonom, Levent Cakar dan Damon Bae, mengatakan bahwa harga yang berfluktuasi hanyalah sekadar gimmick. Mereka mengklaim bahwa fitur ini sukses menarik pelanggan. Apalagi, para tamupun bisa menitipkan pesan untuk ditampilkan di teks berjalan.
Menurut situs Oddity Central (11/04/13), Exchange kini berusia tiga tahun. Selain harga yang naik turun, bar dengan kapasitas 60 orang ini memiliki atmosfer lounge yang menyenangkan dengan penerangan redup, layar high definition, dan sofa-sofa bersarung kulit.
Bc4
bantencom "civil journalism for indonesia chanel"