Aburizal Bakrie, Golkar Bukan Partai Dinasti

Jakarta, bantencom - Banyak diperbincangkan politik dinasti mengarah ke partai Golkar, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memastikan partainya bukan partai dinasti, yang sering dikait-kaitkan oleh beberapa pihak. Golkar merupakan parpol modern.

"Terkait dengan isu politik dinasti yang marak belakangan ini, saya tegaskan bahwa Partai Golkar pada hakikatnya adalah partai modern dan demokratis," ujar Ical di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Minggu (20/10/2013).

Menurut dia, adapun kadernya yang membangun dinasti politik di pemerintahan daerah merupakan tanggung jawab pribadi dan bukan tanggung jawab Golkar.

Sebab, Golkar tidak bisa melarang siapapun warga negara, khususnya kader partai Golkar yang memiliki hubungan kekerabatan untuk maju dipilkada-pilkada.

Selain itu, Ical melihat beberapa kader yang disebutkan membangun dinasti politik, terbukti bisa diterima oleh masyarakat dan menjalankan amanah yang telah diberikan tersebut.

"Bahwa selama ini yang disebutkan sebagai bagian dari dinasti politik, itu mampu tampil sebagai pejabat publik yang didukung rakyat, dan mampu menjadi pemimpin yang amanah, transparan dan akuntabel," jelasnya.

Untuk itu, Ical meminta semua pihak untuk tidak berpikiran negatif dengan politik dinasti. Sebab, politik dinasti itu tidak selamanya merugikan masyarakat.

"Maka kita tidak boleh serta merta mengutuk apa yang belakangan diwacanakan sebagai politik dinasti," tandasnya.

Isu ini mengarah ke partai Golkar dikarenakan kasus yang menimpa Gubernur Banten Rt. Atut Chosiyah, yang dinilai membangun daerahnya dijabat oleh keluarganya, mulai dari Suami, Hikmat Tomet sebagai anggota DPR RI, Ibu tiri Atut yang menjabat wakil bupati Pandeglang, Rt. Tatu Chasanah, adik kandung yang menjabat wakil bupati Serang, Airin adik ipar yang menjabat walikota Tangsel. Sementara Atut adalah salah satu ketua di DPP Partai Golkar.


(bc4)


bantencom " civil jornalism" for "indonesia chanel"