"Tentu saja dalam perjalanannya NKRI ini terdapat berbagai permasalahnnya, terutama menyangkut perbedaan pemahaman idiologi di masyarakat yang tidak lagi berfungsi sebagai pemersatu bangsa. Hal lainnya bisa juga terjadi karena konflik perebutan kekuasaan yang berkepanjangan", katanya.
Pangdam III Siliwangi menyampaikan bahwa apa yang sering berkecamuk di era sekarang ini sebetulnya telah terjadi ketika zaman kerajaam majapahit dahulu. Ia menilai, persoalnanya akankah di abad 21 ini NKRI akan utuh tentu kita dapat juga pelajari dari sejarah yang sudah ada sebelumnya", katanya.
Jawaban bagi kelangsungam NKRI, kata Pangdam, tergantung kepada tanggungjawab berbagai elemen yang harus diupayakan melalui kerukunan antar sesama anak bangsa dengan tidak membeda-bedakan ras dan agama ditambah dengan semangat rasa patriotisme.
Ia juga menghimbau kepada seluruh undangan yang terdiri dari ulama umaro serta tokoh masyarakat untuk bersama-sama mengawal dan mengisi kehidupan bernegara dengan meningkatkan kerukunan, sehingga NKRI ini dapat terus berlanjut hingga mencapai tujuan awal yaitu mensejahterakan rakyat.
"Keutuhan dan kelangsungan NKRI harus menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa terutama para tokoh dan ulama", jelas Pangdam.
Sementara itu Gubernur Provinsi Banten, Hj. Rt. Atut Chosiyah melalui sambutannya menyampaikan menjaga kerukunan umat seiring dengan pembangunan bidang keagamaan suatu karena hal tersebut sudah merupakan suatu keharusan yang menjadi tanggungjawab Pemprov Banten. Upaya tersebut telah dilakukan dengan mempersatukan semua elemen masyarakat yaitu ulama dan umaro dan elemen masyarakat lainnya.
Ia menerangkan atas kemungkinan keberadaan kelompok radikalisme di Banten, mengajak kepada seluruh elemen serta para pemuka agama dan masyarakat yang ada untuk mengawasi gerakan tersebut bersama-sama. "jangan sampai wilayah Banten yang terkenal tanah jawara yang positif ini tercoreng", tegas gubernur.
Gubernur menambahkan agar masyarakat Banten dapat menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi melalui kharisma para pemuka agama agar masyarakatnya selalu diberikan himbauan supaya terhindar dari provokasi, akan tetapi sebaliknya antar masyarakat harus dapat meningkatkan toleransi.
"Dengan terwujudnya toleransi antar umat insya Allah proses pembangunan di segala bidang dapat segera tercapainya", kata gubernur.
Danrem 064 MY, Dedi Kusmayadi mengatakan acara silaturahmi merupakan kegiatan rutin dan strategis bagi kerukunan dan kondusifitas Banten. Tujuannya sebagai sarana mempererat silaturahim antar komponen masyarakat dalam upaya menciptakan wailayah Banten yang aman dan kondusif dengan iklim investasi yang baik.
"Dalam kondisi apapun Banten harus tetap utuh untuk melanjutkan pembangunan bagi rakyat dalam bingkai kesatuan NKRI", ujarnya.
Danrem juga menyampaiakan harapannya bahwa dengan silaturahmi ini kehadiran para tokoh diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kondisi Banten yang aman dan kondusif sebagai modal penting dalam sinergitas pelaksanaan pembangunan.
Silaturahmi antara ulama umaro se provinsi Banten ini bertepatan dengan Hari Jadi Kodam III Siliwangi yang ke-67 Tgl 20 mei 2013 dan Hari Jadi Korem 064 MY Banten ke-47 Tgl 17 Mei 2013. Silaturahmi Gubernur Banten dengan para Ulama Umaro se Provinsi Banten tahun ini mengambil tema, "Bersama Ulama Umaro Dan Komponen Masyarakat Provinsi Banten Kita Perkokoh Persatuan Dan Kesatuan Agar Tetap Tegaknya NKRI"
Turut mendampingi Gubernur Banten dalam kesempatan ini Sekertaris Daerah Provinsi Banten Ir. H. Muhadi dan ASDA I Asmuji HW. Hadir juga dalam dalam acara ini Ketua DPRD Banten, Ketua DPRD Kota Serang, Kepala Kejaksaan Tinggi Banten, Kapolda Banten, Perwakilan Dan Grup 1 Kopassus, Danlanud Gorda, Wakil Walikota Serang, Unsur Mui Banten, Unsur Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kepemudaan, Unsur FKUB Provinsi Banten, juga dihadiri oleh tokoh ulama Banten, KH. Abuya Muhtadi Dimyati. (Advetorial)