Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 mdpl. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian. Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.
Plateau adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan. Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.
Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal. Ada tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat fumarola (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25°C (Jojogan) sampai 58°C (Siglagah). Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hidrotermal.
Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hidrotermal.
Obyek Wisata Dieng Plateau terletak di 2 wilayah Kabupaten, yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Dieng Plateau tak hanya menyuguhkan sebuah pemandangan alam yang eksotik, tetapi juga menyimpan misteri peradaban sejak ratusan tahun silam. Bahkan diduga Dieng Plateau merupakan mata air peradaban bangsa Indonesia. Peninggalan sejarah berupa candi, menjadi bukti bahwa di tempat itu pernah berkembang sebuah peradaban yang sangat tinggi.
Di tempat ini terdapat dua Telaga yang saling berdekatan, yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang airnya bersih,bening dan berkilau seperti cermin. Dinamakan telaga Warna, karena permukaan airnya dapat berubah warna, mengikuti cahaya matahari , kadang Telaga ini berwarna biru,hijau, bahkan kadang berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Paket wisata Dieng Plateau menyimpan pesona beberapa telaga lain selain Telaga Warna dan Telaga Pengilon yaitu Telaga Balekambang, Telaga Merdada, Telaga Cebong, Telaga Sumurup, Telaga Dringo, telaga Sewiwi dan Telaga Menjer.
Berada diketinggian lebih dari 2000 meter dpl menjadikan telaga warna terasa cukup dingin walaupun matahari tampak cerah bersinar. Yang menjadikannya berbeda dengan telaga lainnya yaitu warna air dari telaga yang sangat cantik. Kadang warna air di telaga ini dapat berwarna hijua, biru, kuning bahkan ungu.
Menurut warga sekitar berbagai warna yang muncul di telaga ini konon diakibatkan oleh jatuhnya batu perhiasan seorang bangsawan ke dalam telaga. Akibatnya warna air di telaga ini menjadi beraneka ragam. Akan tetapi secara ilmiah warna-warna yang tampak dari telaga ini diakibatkan oleh adanya kandungan batu belerang di dalamnya. Ketika terkena matahari maka warna ini akan dibiaskan dan ditangkap oleh mata menjadi warna-warna seperti biru, hijau, kuning, hingga ungu.Membicarakan obyek wisata Dieng Plateau tak bisa lepas dari nama-nama candi dalam pewayangan, telaga warna-warni, gua-gua, sumur raksasa, beberapa kawah belerangnya dan suasana hawa dingin. Namun wisatawan tidak perlu khawatir kedinginan, karena telah ada obyek wisata sumber air panas. Tempatnya di Dukuh Bitingan, Desa Wisata Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Untuk menuju kesana kita harus menempuh perjalanan kurang lebih 4 Km dari Desa Wisata Kepakisan, melewati arah kawah Sileri. Perjalanan kesana dapat di tempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Bahkan di tepi jalan menuju kesana dapat di lihat pemandangan beberapa sumur bor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dengan pipa-pipa penghubung bak ular raksasa yang menghadirkan suasana lain dari perjalanan wisata itu. Mata air di pemandian tersebut tak seperti mata air hangat di tempat lain yang pada umunya keruh dan mengandung belerang. Namun mata air hangat di Dukuh Bitingan tersebut sangat jernih, hangat dan tak bau belerang, bahkan di yakini sebagaian masyarakat setempat, dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti gatal-gatal, reumatik, melancarkan peredaran darah, pegal linu dan kebugaran setelah seharian bekerja. Sebagaian penduduk memanfaatkan air hangat di salurkan melalui pipa-pipa ke rumah-rumah. Jadi jika anda mengunjungi air terjun Sirawe, meski termasuk di kawasan dataran tinggi Dieng yang berhawa dingin, tak perlu khawatir mandi kedinginan.Bangsa Indonesia akan mengalami kejayaan apabila mau kembali pada tatanan budaya. Agama yang berbudaya itu tidak meninggalkan adat istiadat warisan leluhur. Silahkan beragama apapun yang disahkan oleh negara, tapi kebudayaan harus tetap dipertahankan keberadaannya.(ws)